Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh Diselidiki
China mengatakan pembangunan Whoosh sudah dilakukan dengan koordinasi erat dan perhitungan angka keuangan yang komprehensif. Dok KCIC--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO — Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, menilai nilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) terlalu tinggi dibanding perkiraan wajar. Menurut Anthony, biaya proyek seharusnya berkisar 4 miliar USD, namun kenyataannya mencapai 7,27 miliar USD. Ia menyoroti dugaan kecurangan dalam proses pemilihan proposal Tiongkok dibandingkan Jepang, termasuk pembengkakan biaya bunga yang sangat tinggi.
Anthony menjelaskan bahwa pemerintah seharusnya memperhitungkan seluruh komponen biaya, tidak hanya pembangunan, tetapi juga bunga pinjaman. Penawaran Tiongkok memiliki biaya bunga 20 kali lipat dibanding Jepang, yakni sekitar Rp 2 triliun per tahun dibanding Rp 75 miliar. Setelah pembengkakan, biaya bunga proyek Whoosh bahkan naik 34 kali lipat menjadi 3,4 persen, sedangkan Jepang hanya 0,1 persen. Dugaan penggelembungan anggaran dan mark up proyek disebut Anthony mencapai 2 miliar USD, dengan pembengkakan tambahan 1,7 miliar USD.
Berdasarkan hal tersebut, Anthony mendorong KPK untuk menindaklanjuti dugaan korupsi proyek Whoosh. Sebelumnya, KPK sudah memulai penyelidikan sejak awal 2025. Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyebut pihaknya tengah fokus menemukan unsur tindak pidana dan mengumpulkan keterangan dari pihak-pihak yang terkait, meski belum dapat mengumumkan secara resmi kepada publik.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan yang terus berjalan, dengan fokus pada dugaan mark up, gratifikasi, dan potensi kerugian negara akibat biaya proyek yang membengkak. KPK memastikan pihak-pihak yang memiliki informasi terkait proyek ini terus didalami untuk mengurai fakta dan membuat terang kasusnya.