DKPP Gencarkan Pengendalian Hama

DKPP Pesbar kembali mengingatkan petani untuk tetap memaksimalkan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi saat musim tanam gadu. foto _ dok.--

PESISIR TENGAH - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) memastikan bahwa pada November 2025 ini sebagian besar petani di wilayah setempat mulai melakukan tanam padi pada musim tanam gadu setelah panen sebelumnya.

Kepala DKPP Pesbar, Unzir, S.P., melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Muchtar Husin, S.P., mengatakan berdasarkan pantauan lapangan, sebagian besar petani di sejumlah kecamatan sudah mulai melakukan olah tanah dan tanam padi. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari panen sebelumnya yang telah selesai pada akhir Oktober lalu.

“Diperkirakan pada bulan ini petani di Pesbar banyak yang mulai menanam padi pada musim tanam gadu. Karena itu, kami mengimbau agar para petani dapat memperhatikan aspek pengendalian hama dan penyakit agar hasil tanam nanti optimal,” kata Muchtar Husin.

Menurut Muchtar, perhatian terhadap pengendalian hama harus dilakukan sejak awal masa tanam, sebab pengalaman di musim-musim sebelumnya menunjukkan bahwa gangguan hama, terutama tikus sawah, sering kali menimbulkan kerugian besar bagi petani. Hama tersebut dapat menyerang tanaman mulai dari fase vegetatif hingga saat tanaman padi mulai berbulir.

“Terutama untuk pengendalian hama tikus yang hingga kini masih terus digencarkan seluruh petani sebelum memasuki masa tanam padi. Upaya ini sangat penting sebagai langkah pencegahan agar ke depan tanaman padi aman dari serangan hama tikus,” ujarnya.

Dijelaskannya, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan kelompok tani di setiap kecamatan untuk melaksanakan kegiatan gropyokan tikus secara serentak. Kegiatan tersebut dinilai efektif dalam menekan populasi hama sebelum tanaman padi tumbuh. Selain itu, DKPP juga mendorong petani memanfaatkan berbagai metode ramah lingkungan, seperti pemasangan perangkap mekanis, penggunaan racun dan lainnya.

“Selain gropyokan, petani juga kami dorong memanfaatkan cara-cara lainnya yang tidak merusak lingkungan. Misalnya dengan penggunaan racun tikus, pengasapan, pemasangan perangkap dan lainnya. Pendekatan seperti ini terbukti efektif dan berkelanjutan,” katanya.

Masih kata dia, pengendalian hama tidak hanya difokuskan pada tikus. Petani juga diminta mewaspadai berbagai jenis hama dan penyakit lainnya, seperti penggerek batang, wereng, serta penyakit blas yang kerap muncul pada musim tanam gadu. Ia menilai, perubahan cuaca yang tidak menentu juga dapat memicu munculnya serangan penyakit tanaman yang berdampak pada produktivitas padi.

“Selain tikus, ada juga potensi serangan hama dan penyakit lainnya seperti wereng dan blas. Karena itu, pengawasan di tingkat lapangan harus terus ditingkatkan. Kami berharap petani segera melaporkan jika ada tanda-tanda serangan agar dapat ditangani lebih cepat,” jelasnya.

Dalam menghadapi musim tanam kali ini, DKPP juga telah menyiapkan langkah antisipasi berupa penyuluhan dan pendampingan langsung oleh petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). Para penyuluh tersebut akan membantu petani mulai dari tahap persiapan lahan, pemilihan bibit unggul, hingga teknik pengendalian hama terpadu. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan mengurangi risiko gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

“Penyuluh di lapangan kami minta aktif mendampingi petani. Kami ingin semua tahapan pertanian, mulai dari olah tanah sampai panen nanti, benar-benar terpantau dan terkendali. Dengan begitu, hasil panen bisa lebih maksimal,” pungkasnya. (yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan