Cloudflare Catat Indonesia Sarang Hacker Terbesar Empat Kuartal Berturut

Laporan Cloudflare mengungkap Indonesia sebagai sumber serangan DDoS terbesar di dunia selama empat kuartal berturut-turut, mengalahkan Rusia dan Ukraina. Foto: iStockphoto--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO- Indonesia kembali menjadi sorotan dunia siber setelah laporan terbaru Cloudflare menempatkan Indonesia sebagai sumber serangan DDoS terbesar selama empat kuartal berturut-turut. Posisi ini menunjukkan lonjakan aktivitas peretasan yang konsisten, bahkan melampaui Rusia, Ukraina, dan sejumlah negara yang selama ini dikenal kuat dalam aktivitas kejahatan digital.

Laporan Q3 DDoS Thread Cloudflare yang dirilis pada 3 Desember memperlihatkan tujuh dari sepuluh sumber serangan terbesar berasal dari Asia, dengan Indonesia berada di peringkat paling atas sepanjang satu tahun terakhir.

Situasi ini menggambarkan peningkatan signifikan serangan DDoS dari wilayah Indonesia. Cloudflare mencatat dalam lima tahun terakhir, peningkatan permintaan serangan HTTP DDoS yang muncul dari Indonesia naik hampir 32 persen. Pada kuartal sebelumnya Indonesia masih berada di posisi kedua, namun peningkatan lalu lintas serangan membuat posisinya naik ke peringkat pertama dan bertahan hingga sekarang.

Kondisi tersebut diperparah dengan aktivitas botnet Aisuru yang mendominasi kuartal ketiga 2025. Botnet besar ini diperkirakan memiliki hingga empat juta host terinfeksi secara global dan rutin melancarkan serangan hiper-volumetrik yang melebihi satu terabit per detik. Serangan yang sangat besar ini menargetkan sektor telekomunikasi, gim, layanan keuangan, hingga penyedia hosting, sehingga menimbulkan gangguan internet luas, termasuk di Amerika Serikat.

Meski sebagian serangan berlangsung singkat, efek yang ditimbulkan cukup berat. Banyak serangan berakhir dalam kurang dari sepuluh menit, tetapi proses pemulihan sistem membutuhkan waktu lama. Gangguan yang muncul membuat tim teknis harus memulihkan data, menstabilkan layanan, dan memastikan keamanan jaringan kembali pulih sepenuhnya.

Cloudflare juga mencatat perubahan signifikan pada negara-negara lainnya. Thailand dan Bangladesh mencatat lonjakan besar sebagai sumber serangan baru, sementara Hong Kong, Singapura, dan Ukraina turun peringkat. Data ini menunjukkan bahwa pola serangan dunia berkembang cepat dan semakin mengarah ke negara-negara Asia.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari BSSN maupun Kementerian Komunikasi dan Digital terkait temuan Cloudflare. Laporan ini menambah daftar panjang tantangan keamanan digital yang harus dihadapi Indonesia di tengah peningkatan aktivitas kriminal siber global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan