Terlalu Sering Makan Makanan Pedas, Ternyata Tidak Baik Bagi Lambung
--
Radarlambar.bacakoran.co - Banyak orang menyukai makanan pedas, tapi tidak sedikit pula orang yang tidak tahan dengan rasa pedas. orang yang rutin memakan makanan yang dapat mengiritasi bagian pengecap rasa tu mungkin merasa tidak bisa makan tanpa ada sambal. Bahkan banyak orang yang menyukai makanan pedas, tapi tidak sedikit pula yang tidak tahan akan rasa pedas.
Bahaya terlalu banyak makan pedas dapat mengakibatkan permukaan lambung jadi rapuh sehingga lambung mudah terluka. Sehingga jika terlalu banyak makanan pedas dapat memicu mengalami sakit maag akut akibat peradangan di lapisan lambung.
Kini makanan pedas makin disukai terbukti kian banyak tempat makan yang menyajikan menu makanan dengan level kepedasan berbeda. Ternyata pedas merupakan suatu sensasi yang timbul akibat zat kimia bernama capsaicin.
Salah satu bahaya mengonsumsi makanan pedas yaitu maag, jumlah cabai yang terlalu banyak menyebabkan lambung mengalami iritasi atau peradangan atau disebut penyakit maag. Bahkan jika terlalu pedas makanan yang di konsumsi bisa menyebabkan diare dan sakit kepala.
Makan makanan terlalu pedas bisa menyebabkan sakit perut . Makan makanan terlalu pedas akan membuat perut terasa sakit. Tanda-tanda penyakit ini mudah dikenali seperti: Muntah, nyeri ulu hati, perut terasa panas atau bisa juga menyebabkan gastroesophageal reflux. Bahkan semakin tinggi tingkat kepedasan makanan yang dikonsumsi maka semakin parah menyebabkan tukak pada lambung.
Jika rasa pedas dikonsumsi secara tepat, maka makanan pedas bisa memberikan manfaat bagi tubuh. Tapi kalau dikonsumsi berlebihan makanan pedas justru berbahaya bagi tubuh.
Kalau terdapat penyakit maag, makanan pedas dapat memicu naiknya asam lambung. Hal itu akibat mengonsumsi cabai terlalu banyak sehingga mengakibatkan iritasi pada dinding lambut yang dapat mengakibatkan asam lambung naik secara cepat. Itu lah sebabnya perut terasa nyeri setelah mencicipi makanan pedas. Sehingga selain tingkat kepedasan, ternyata seberapa banyak jumlah ketika mengonsumsi cabai berpengaruh buruk bagi tubuh. (*)