Sejarah Sepeda Onthel di Indonesia

Jumat 08 Nov 2024 - 18:57 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Sepeda onthel merupakan jenis sepeda klasik yang memiliki desain sederhana namun tetap populer di Indonesia hingga saat ini. Dalam perkembangan sejarahnya, sepeda ini tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga memiliki nilai budaya yang cukup besar di masyarakat, terutama pada masa kolonial Belanda.

Kata onthel sendiri berasal dari bahasa Belanda, yakni onderstel yang berarti rangka atau sasis sepeda. Sepeda onthel pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada akhir abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masa itu, sepeda onthel menjadi pilihan utama sebagai alat transportasi yang efisien, terutama di kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, dan Yogyakarta.

Sepeda onthel di Indonesia pada mulanya diperuntukkan bagi kalangan Belanda dan orang-orang kaya. Masyarakat pribumi umumnya tidak mampu memiliki sepeda, tetapi seiring berjalannya waktu, sepeda mulai dapat diakses oleh lebih banyak lapisan masyarakat. Sepeda onthel pun kemudian menjadi simbol gaya hidup modern pada masanya.

Pada era kolonial, sepeda onthel lebih dikenal sebagai kendaraan para pejabat, pedagang, dan kalangan atas. Namun, pada tahun 1940-an hingga 1960-an, penggunaan sepeda onthel mulai menyebar ke masyarakat umum. Sepeda ini lebih terjangkau dibandingkan dengan kendaraan bermotor, sehingga menjadi alat transportasi yang praktis untuk kehidupan sehari-hari.

Pada masa itu, sepeda onthel sangat populer di kalangan pedagang pasar dan pekerja. Dengan desain yang sederhana dan tahan lama, sepeda ini dapat menampung barang-barang dagangan yang banyak dan cocok untuk medan jalanan yang tidak selalu mulus. Orang-orang juga sering menggunakan sepeda onthel untuk perjalanan antar kota atau kampung, mengingat kendaraan bermotor pada saat itu masih jarang dan mahal.

Sepeda onthel memiliki desain yang berbeda dari sepeda pada umumnya, terutama pada bentuk rangka dan roda. Rangka sepeda onthel umumnya lebih besar dan kokoh, dengan roda depan yang sedikit lebih besar daripada roda belakang. Sepeda ini juga memiliki posisi duduk yang lebih tegak, memberikan kenyamanan bagi pengendara, terutama untuk perjalanan jarak jauh. Sepeda onthel juga biasanya dilengkapi dengan aksesori seperti keranjang di depan atau belakang, yang semakin menambah fungsionalitasnya sebagai kendaraan sehari-hari.

Selain itu, sepeda onthel menggunakan rem jenis kaliper atau bandul yang lebih sederhana dibandingkan dengan rem cakram atau rem tromol pada sepeda modern, yang menjadikannya lebih mudah dirawat.

Di Indonesia, meskipun kendaraan bermotor telah menjadi pilihan utama bagi banyak orang, sepeda onthel masih mempertahankan eksistensinya hingga saat ini. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, sepeda onthel mengalami kebangkitan kembali, baik sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan maupun sebagai sarana rekreasi dan komunitas. Dibeberapa kota besar seperti Yogyakarta dan Solo, sepeda onthel sering digunakan dalam acara-acara budaya atau festival, yang semakin menambah pesona nostalgia sepeda klasik ini.

Komunitas penggemar sepeda onthel juga semakin berkembang, dengan berbagai acara rutin seperti onthel ride yang diadakan untuk mengingatkan kembali masyarakat akan sejarah dan keindahan sepeda onthel. Sepeda ini juga menjadi simbol gaya hidup yang lebih sederhana, ramah lingkungan, dan mengingatkan kita pada era masa lalu yang lebih tenang dan damai.(*)

Kategori :