Radarlambar.Bacakoran.co - Di pelosok Konawe Kepulauan, sebuah kisah inspiratif hadir dari SD Negeri 3 Wawonii Tengah. Meski berada jauh dari hiruk-pikuk kota, sekolah ini menunjukkan bahwa semangat belajar mampu mengatasi berbagai keterbatasan. Dengan bantuan teknologi dan internet, mereka melangkah maju ke era digital.
Transformasi dari Tradisional ke Digital
Pada suatu pagi, Waida, Kepala Sekolah SDN 3 Wawonii Tengah, menyusuri ruang kelas yang sederhana. Papan tulis di dinding menjadi saksi perjuangan panjang sekolah ini selama lebih dari dua dekade. Dulu, alat komunikasi seperti ponsel hanyalah impian, dan segalanya dilakukan secara manual.
Dikatakannya, dulu dirinya masih menggunakan kapur dan harus menyurati orang tua murid jika ada pemberitahuan. Semua serba manual. Jika hendak berkomunikasi, seringkali harus datang langsung ke rumah siswa.
Sebelum memiliki akses internet, siswa kelas 5 SD itu harus menumpang di SMP terdekat untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), sebuah program evaluasi pendidikan dari Kementerian Pendidikan. Waktu itu, dirinya membawa anak-anak muridnya naik sepeda motor ke SMP untuk asesmen dan hal itu menjadi tantangan besar dirinya sebagai tenaga pengajar disekolah itu.
Internet Mengubah Segalanya
Segalanya berubah pada tahun 2023, saat SDN 3 Wawonii Tengah mendapatkan akses internet melalui program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital. Kehadiran jaringan internet menjadi titik balik penting dalam pola pembelajaran di sekolah ini.
Dirinya bersyukur, kini tidak perlu lagi menumpang. Dengan adanya jaringan internet dari BAKTI, pihaknya bisa melaksanakan asesmen secara mandiri di sekolah. Hal itu benar-benar membawa perubahan besar bagi warga setempat.