Radarlambar.Bacakoran.co – Harga minyak mentah global kembali mengalami penurunan akibat sentimen pasar yang terpengaruh oleh harapan stimulus ekonomi dari China. Pada perdagangan Kamis (26/12/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun 0,68% menjadi USD 69,62 per barel, sementara Brent melemah 0,43% ke level USD 73,26 per barel.
Penurunan berlanjut pada awal perdagangan Jumat (27/12/2024), dengan WTI terkoreksi 0,26% di USD 69,44 per barel, dan Brent turun 0,26% menjadi USD 72,67 per barel.
Tekanan harga minyak terutama disebabkan oleh penguatan dolar AS sehingga membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain. Selain itu, laporan bahwa pemerintah China berencana mengeluarkan obligasi senilai 3 triliun yuan untuk mendorong stimulus fiskal turut memengaruhi ekspektasi pasar.
Stimulus tersebut diharapkan dapat memacu permintaan energi di negara yang merupakan importir minyak terbesar dunia.
Menurut Tim Snyder, kepala ekonom Matador Economics, "Stimulus ekonomi biasanya meningkatkan permintaan, yang berpotensi mendongkrak harga."
Namun, kepercayaan rumah tangga dan hambatan di sektor properti China masih menjadi tantangan utama.
Di sisi lain laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 3,2 juta barel pada pekan lalu.
Data resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) yang akan dirilis Jumat ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas. Sebelumnya, analis memperkirakan penurunan stok minyak mentah sebesar 1,9 juta barel, dengan persediaan bensin dan sulingan masing-masing diproyeksikan turun 1,1 juta barel dan 0,3 juta barel.
Sementara itu, lalu lintas di Selat Bosphorus, Turki, kembali dibuka setelah sempat ditutup akibat kerusakan mesin kapal tanker pada Kamis pagi. (*)
Kategori :