BALIKBUKIT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Barat, optimis kasus bayi stunting di kabupaten setempat akan terus mengalami penurunan.
Seperti diketahui, angka bayi stunting tersisa 588 penderita, tersebar di 15 kecamatan yang ada di kabupaten setempat.
Kepala Dinkes Lampung Barat dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., mengatakan, dengan program yang yang diselenggarakan dengan kerjasama dengan seluruh stakeholder di kabupaten setempat, maka pihaknya optimis Lampung Barat akan nol stunting.
”Melalui Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), akan terlihat jumlah penderita stunting, dan kami yakin kedepannya akan terus mengalami penurunan bahkan bisa nol kasus,” kata dia.
Menurut dia, pada periode bulan Agustus 2023 terdapat 888 kasus mengalami penurunan 300 atau mengalami penurunan 400 penderita stunting dibanding bulan timbang Februari yang mencapai 1.058 kasus," ungkap Wawan---sapaan Widyatmoko Kurniawan.
Dijelaskan, 588 kasus bayi stunting tersisa, rinciannya Puskesmas Liwa Kecamatan Balikbukit hanya 6 dari sasaran 1.525, Puskesmas Buay Nyerupa Kecamatan Sukau 52 dari sasaran 1.139, Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau 19 dari sasaran 925, Sekincau 41 dari sasaran 1.329.
Kemudian, Puskesmas Srimulyo Kecamatan Suoh 93 dari sasaran 1.478, Puskesmas Batubrak Kecamatan Batubrak 66 dari sasaran 978, Puskemas Sumber Jaya Kecamatan Sumberjaya 42 dari sasaran 1.667, Puskesmas Fajar Bulan Kecamatan Waytenong 43 dari sasaran 2.021, Puskesmas Gedungsurian Kecamatan Gedungsurian 8 dari sasaran 1.060, Puskesmas Lombok Kecamatan Lumbok Seminung 39 dari sasaran 774, Puskesmas Pagar Dewa Kecamatan Pagar Dewa 32 dari sasaran 1.143, Puskesmas Batuketulis 20 dari sasaran 1.058.
Puskesmas Bandar Negeri Suoh Kecamatan Bandarnegeri Suoh 15 dari sasaran 1.230, Puskesmas Kebun Tebu Kecamatan Kebuntebu 88 dari sasaran 1.13, dan Puskesmas Airhitam Kecamatan Airhitam 25 dari sasaran 961. "Dari total sasaran bulan timbang Oktober 18.419 bayi, hanya 3,19 persen atau 588 yang ditemukan masih sebagai penderita stunting," kata Wawan menambahkan.
Dikatakannya, pendataan stunting dilakukan pihaknya melalui e-EPPGM dan survei Kesehatan Indonesia. Data e-PPGBM itu secara mikro, yaitu dari Posyandu untuk bulan timbang dengan sasaranya untuk intervensi. "Kami akan terus melakukan upaya-upaya termasuk berkoordinasi dengan stakeholder dalam rangka penurunan stunting ini, harapannya kedepan Lampung Barat bisa nol stunting," pungkasnya. (nopri/lusiana)