Mengenal Proses Rontok Bulu Pada Itik Petelur

Rabu 05 Feb 2025 - 17:29 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Itik petelur merupakan jenis itik yang dipelihara untuk menghasilkan telur, dengan banyak peternak yang memilih itik lokal yang memiliki ciri khas telur dengan kulit berwarna biru kehijauan. 

Walaupun demikian, kemampuan produksi telur pada itik lokal ini dapat sangat bervariasi, tergantung pada faktor genetik dan perawatan.

Salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas telur adalah pakan, yang perlu disesuaikan dengan usia dan fase pertumbuhan itik tersebut. Pemberian pakan yang tepat sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi telur dalam jangka panjang.

Selain itu, itik petelur juga mengalami siklus biologis alami yang dikenal dengan masa rontok bulu. Rontok bulu ini terjadi setelah satu periode produksi telur, dan merupakan bagian dari tahapan alami pada unggas, termasuk itik. Selama masa ini, itik berhenti bertelur, bulu-bulu lama rontok, dan setelah itu bulu baru mulai tumbuh.

Siklus ini berakhir ketika itik kembali memulai produksi telurnya. Pada itik alabio, fase rontok bulu biasanya dimulai antara minggu ke-25 hingga ke-34 masa produksi, sedangkan pada itik mojosari, proses ini terjadi antara minggu ke-25 hingga ke-35.

Proses awal rontok bulu dimulai dengan rontoknya bulu pada sayap primer, yang biasanya terjadi secara bertahap, dimulai dengan 1 hingga 2 helai bulu dan dapat meningkat menjadi 2 hingga 4 helai. Jumlah bulu yang rontok dapat berbeda-beda antara individu, dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi kesehatan itik.

Sebelum memasuki masa rontok bulu, sering kali produksi telur menurun, yang biasanya dimulai sekitar usia 21 minggu pada itik petelur. Durasi waktu berhenti bertelur menjelang masa rontok bulu pada itik alabio adalah sekitar 9,8 hari, sementara pada itik mojosari, masa berhenti bertelur lebih singkat, yakni sekitar 8,4 hari.

Durasi rontok bulu dapat berbeda-beda antar jenis itik. Pada itik alabio, masa rontok bulu berlangsung sekitar 69 hari, sementara itik mojosari membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 76 hari. 

Setelah rontok bulu, pertumbuhan bulu baru dimulai, yang memakan waktu sekitar 11,9 hari untuk itik alabio, dan 12,5 hari untuk itik mojosari. Untuk durasi dari berhenti bertelur hingga bulu baru tumbuh kembali adalah sekitar 90,7 hari untuk itik alabio, dan 96,9 hari untuk itik mojosari.

Namun, durasi rontok bulu ini tidaklah tetap dan bisa bervariasi antar individu. Pada beberapa itik alabio, proses rontok bulu bisa lebih singkat, yaitu antara 40 hingga 50 hari, sedangkan pada itik mojosari, durasi terpendeknya sekitar 51 hingga 60 hari, dan durasi terpanjang dapat mencapai 91 hingga 100 hari. 

Pemahaman tentang durasi rontok bulu ini sangat penting bagi peternak, karena dapat menjadi salah satu indikator untuk memilih itik dengan durasi rontok bulu yang lebih singkat.

Itik yang mengalami rontok bulu dengan cepat akan memulai produksi telur kembali lebih cepat pula, yang tentunya akan menguntungkan bagi peternak. 

Dengan memperhatikan dan memahami durasi rontok bulu ini, peternak dapat merencanakan dan mengelola waktu produksi dengan lebih baik, serta memilih itik yang memiliki potensi untuk menghasilkan telur dengan cepat setelah fase rontok bulu. 

Pemeliharaan itik petelur yang tepat, ditambah dengan pemahaman mendalam tentang siklus biologis mereka, akan membantu peternak mengoptimalkan produksi telur dan meminimalkan kerugian selama masa rontok bulu.(*)

Kategori :

Terkait