Monas Ternyata Dirancang oleh Dua Arsitek Terkenal

Kamis 06 Feb 2025 - 16:34 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Monumen Nasional (Monas) di Jakarta bukan hanya sebuah simbol kemerdekaan, tetapi juga sebuah karya arsitektur yang mencerminkan semangat perjuangan bangsa Indonesia. 

Monas berdiri megah sebagai salah satu ikon kebanggaan nasional dan menjadi tempat yang sarat dengan makna sejarah.

Tidak hanya menarik perhatian wisatawan, Monas juga menjadi tempat penting untuk berbagai upacara kenegaraan serta peringatan Hari Kemerdekaan setiap tahunnya. 

Keberadaan Monas tidak lepas dari perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, dan arsitektur monumen ini menggambarkan perjalanan tersebut dalam bentuk yang kokoh dan monumental.

Pendirian Monas bermula dari gagasan Sarwoko Martokoesoemo, seorang tokoh yang berperan dalam mengusulkan pembangunan monumen untuk mengenang perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Walaupun namanya tidak banyak dikenal, pemikirannya untuk mendirikan sebuah monumen di Jakarta menjadi langkah awal yang penting. 

Monas dirancang untuk menghormati dan merayakan semangat perjuangan bangsa, serta menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa Indonesia.

Pembangunan Monas melibatkan berbagai proses, termasuk sayembara desain yang diadakan oleh Presiden Soekarno. 

Pada tahun 1955, sayembara desain dilaksanakan dan akhirnya Frederich Silaban, seorang arsitek asal Sumatera Utara, terpilih untuk merancang Monas. 

Namun, meskipun desainnya terpilih, Presiden Soekarno merasa bahwa desain tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan visi yang diinginkannya. 

Soekarno menginginkan Monas memiliki simbol Lingga dan Yoni, yang merepresentasikan kesatuan dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Silaban kemudian diminta untuk merevisi desainnya, namun setelah dilakukan revisi, ukuran monumen yang diusulkan terlalu besar dan memerlukan anggaran yang sangat tinggi. 

Menghadapi keterbatasan anggaran, Silaban mengusulkan agar pembangunan ditunda hingga kondisi keuangan negara membaik. 

Namun, Soekarno tidak ingin menunda pembangunan Monas lebih lama lagi dan meminta arsitek lain untuk melanjutkan desain tersebut.

R.M. Soedarsono, yang kemudian menjadi arsitek kedua yang terlibat dalam pembangunan Monas, menggantikan Silaban untuk menyelesaikan desain tersebut. 

Kategori :

Terkait