Oleh : Syarief Ediansah, S.H.I, MM
(Pemerhati Masalah Sosial Politik)
HARI raya idul fitri atau yang lebih kita kenal dengan istilah Lebaran Merupakan momen paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Perayaan sebagai tanda telah berakhirnya bulan suci Ramadan ini bukan hanya sekadar ritual hari raya keagamaan,saja tetapi juga menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk berkumpul bersama keluarga, mempererat silaturahmi, serta berbagi kebahagiaan dengan sesama. Berbagai tradisi khas Lebaran, seperti mudik, berbagi THR (Tunjangan Hari Raya), tradisi Baju Baru dan menyajikan hidangan istimewa, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat.
Namun, di balik kemeriahan Lebaran tersebut , sering kali muncul persoalan dalam hal pengelolaan keuangan yang terkadang justru melahirkan permasalahan baru pasca lebaran. Semua orang mengalami peningkatan pengeluaran yang cukup drastis selama periode ini, mulai dari belanja kebutuhan Lebaran, biaya perjalanan mudik, hingga dana untuk berbagi kepada keluarga dan kerabat. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan keuangan setelah Lebaran berakhir. Tidak sedikit orang yang bahkan harus berutang atau mengorbankan kebutuhan lain demi memenuhi tuntutan perayaan yang semakin konsumtif.
Oleh karena itu, efisiensi dalam merayakan Lebaran menjadi hal yang sangat penting. Efisiensi bukan berarti mengurangi esensi kebahagiaan Lebaran, melainkan bagaimana cara merayakan hari raya dengan bijak, hemat, dan tetap bermakna. Dengan perencanaan anggaran yang tepat, pengeluaran yang cermat, serta pengambilan keputusan yang bijak dalam setiap aspek perayaan, Lebaran bisa tetap berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan beban finansial yang berlebihan.
Efisiensi ini tentu harus dilakukan oleh semua pihak baik masyarakat itu sendiri yang melaksanakan lebaran ataupun kehadiran pemerintah yang berupa policy terkait dengan bagaimana merangsang dan mensubsidi masyarakat supaya bisa hemat dalam pelaksanaan lebaran kali ini. Presiden Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan telah menekankan pentingnya efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam perayaan Lebaran. Dalam konteks perayaan Lebaran, pemerintah semestinya bisa hadir ditengah tengah masyarakat dg melahirkan beberapa kebijakan yang pro terhadap masyarakat seperti halnya :
Penurunan tarif Transportasi Udara, Laut dan Darat
Mudik Lebaran adalah tradisi tahunan yang dilakukan oleh jutaan masyarakat Indonesia untuk kembali ke kampung halaman dan bersilaturahmi dengan keluarga. Namun, setiap tahun, lonjakan jumlah pemudik menyebabkan peningkatan signifikan dalam permintaan transportasi, yang berujung pada kenaikan tarif tiket pesawat, kereta api, bus, dan moda transportasi lainnya. Kenaikan tarif ini menjadi beban ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berasal dari golongan menengah ke bawah.
Dalam konteks kesejahteraan masyarakat, tingginya biaya transportasi dapat mengurangi daya beli, mempersempit kesempatan bagi masyarakat untuk mudik, dan bahkan berpotensi meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan parah serta risiko kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, Pemerintah mestinya ikut serta melahirkan kebijakan penurunan tarif transportasi bukan malah membuat regulasi yang justru terkesan melegalisasi kenaikan tarif transportasi yang dilakukan perusahaan Angkutan umum. Hal ini penting dilakukan bukan hanya membantu masyarakat tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi nasional.
Penurunan Tarif Tol disemua jalan Tol
Mudik Lebaran merupakan tradisi tahunan yang melibatkan pergerakan jutaan orang dari kota ke daerah asal mereka. Sebagian besar pemudik menggunakan jalur darat, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jalan tol menjadi infrastruktur utama dalam mendukung kelancaran perjalanan ini. Namun, tingginya tarif tol sering kali menjadi beban finansial bagi masyarakat, terutama mereka yang melakukan perjalanan jauh. Hal ini terkadang juga menjadi alasan dari Pengusaha angkutan umum untuk menaikkan tarif dari sebelum pelaksananan lebaran. Oleh karena itu, kebijakan penurunan tarif tol di semua jalan Tol disemua wilayah NKRI tanpa terkecuali saat Lebaran menjadi langkah strategis yang pasti membawa berbagai manfaat dan dampak yang positip dalam berbagai dimensi.
Penurunan Harga BBM bersubsidi
Kebijakan Pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM non subsidi beberapa waktu yang lalu mesti juga diikiti oleh penurunan harga subsidi BBM yang bersubsdi karna jenis BBM ini yang paling banyak dan paling sering digunakan oleh masyarakat dan para pengusaha transportasi lainnya. Ini menjadi penting dilakukan karna Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memiliki peran strategis dalam perekonomian suatu negara, terutama menjelang perayaan besar seperti Lebaran. Sebagai kebutuhan utama bagi transportasi pribadi maupun umum, fluktuasi harga BBM dapat berdampak langsung pada biaya perjalanan masyarakat, harga barang dan jasa, serta tingkat inflasi.