Radarlambar.bacakoran.co -Lampung, provinsi di ujung selatan Pulau Sumatra, tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga memiliki warisan arsitektur yang unik dan penuh makna. Rumah adat Lampung menjadi salah satu simbol kearifan lokal yang sarat filosofi dan sejarah. Yuk, kita kenali lebih dekat tiga rumah adat khas Lampung yang memukau: Nuwou Sesat, Lamban Pesagi, dan Sukadana.
1. Nuwou Sesat: Rumah Balai Agung yang Megah
Nuwou Sesat, yang secara harfiah berarti "rumah adat", merupakan ikon budaya masyarakat Lampung. Rumah ini berdiri gagah di atas tiang-tiang kayu, menjadikannya rumah panggung yang kokoh. Dulunya, Nuwou Sesat berfungsi sebagai balai musyawarah bagi para pemimpin adat, sehingga dikenal juga dengan sebutan Sesat Balai Agung.
Ciri khas Nuwou Sesat:
Ijan Geladak: Tangga masuk yang dilengkapi atap bernama rurung agung dan hiasan payung berwarna putih, kuning, serta merah. Warna-warna ini melambangkan tingkatan masyarakat Lampung: putih untuk tingkat marga, kuning untuk kampung, dan merah untuk suku.
Anjungan: Serambi rumah yang digunakan untuk pertemuan kecil.
Ruang Tetabuhan: Tempat menyimpan alat musik tradisional Lampung, seperti talo balak, yang menyerupai kolintang.
Ruang Gajah Merem: Ruang istirahat khusus bagi penyimbang atau pemimpin adat.
Menariknya, struktur panggung Nuwou Sesat dirancang untuk melindungi penghuni dari serangan binatang buas dan gempa bumi. Sebuah bukti kecerdasan nenek moyang Lampung dalam beradaptasi dengan alam!
2. Lamban Pesagi: Warisan Lampung Barat yang Berharga
Beranjak ke Lampung Barat, kita akan menemukan Lamban Pesagi, rumah adat yang telah diakui sebagai situs budaya berdasarkan UU RI No. 5 Tahun 1992. Lamban Pesagi menjadi saksi bisu kehidupan masyarakat tradisional Lampung yang masih bertahan hingga kini.
Rumah ini terbuat dari kayu berkualitas tinggi dan memiliki atap berbentuk pelana kuda. Arsitekturnya menggambarkan hubungan erat antara manusia, alam, dan tradisi leluhur. Setiap sudutnya memancarkan aura ketenangan dan kehangatan khas pedesaan Lampung Barat.
3. Sukadana: Simbol Kearifan Lokal Lampung Timur
Dari Lampung Barat, mari melangkah ke Lampung Timur, tempat berdirinya rumah adat Sukadana. Rumah ini menjadi representasi keberagaman fungsi bangunan tradisional Lampung.
Arsitektur rumah Sukadana dibedakan berdasarkan fungsinya, seperti:
Lamban: Tempat tinggal keluarga.
Balai Adat: Tempat bermusyawarah dan melaksanakan upacara adat.
Lumbung: Penyimpanan bahan makanan pokok.
Rumah Pusaka: Tempat menyimpan benda-benda pusaka yang diwariskan turun-temurun.
Menariknya, denah rumah Sukadana berbentuk bujur sangkar (pesagi ngehanyuk) atau persegi panjang (mahanyukan), yang mencerminkan keterampilan pertukangan masyarakat Lampung sejak dahulu kala.
Lebih dari Sekadar Bangunan
Ketiga rumah adat ini tidak hanya memikat secara visual, tetapi juga menyimpan nilai filosofis yang dalam. Setiap detail arsitektur mengandung makna sosial, budaya, dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Rumah adat Lampung menjadi bukti bahwa kearifan lokal mampu melahirkan karya arsitektur yang tak lekang oleh waktu.
Melestarikan rumah adat berarti merawat jati diri bangsa. Semoga generasi muda terus menjaga warisan ini agar tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi dunia!
Ingin tahu lebih banyak tentang budaya Nusantara lainnya? Mari terus eksplorasi dan lestarikan kekayaan budaya kita! (rlmg/nopri)
Kategori :