Perang Dagang Memanas: Uni Eropa Siap Balas Kebijakan Tarif Impor AS

Kamis 10 Apr 2025 - 10:05 WIB
Reporter : Mujitahidin
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co — Ketegangan perdagangan global kembali meningkat setelah Amerika Serikat secara resmi menerapkan kebijakan tarif impor yang signifikan terhadap berbagai negara, termasuk China dan Uni Eropa. Langkah yang diberlakukan pada Rabu 9 April 2025 ini merupakan bagian dari kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump yang menargetkan produk-produk asing dengan tarif tinggi.

 

Dalam kebijakan terbaru tersebut, barang-barang asal China dikenai tarif hingga 104 persen, sementara produk dari Uni Eropa dikenakan tarif sebesar 20 persen. Kebijakan ini langsung memicu respons keras dari berbagai negara, termasuk China, Kanada, dan kini, Uni Eropa.

 

Mengutip laporan Reuters, negara-negara anggota Uni Eropa dalam waktu dekat diperkirakan akan menyetujui langkah balasan sebagai respons atas kebijakan Trump. Komisi Eropa telah mengusulkan tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap sejumlah produk Amerika Serikat. Barang-barang yang masuk dalam daftar itu meliputi sepeda motor, unggas, buah-buahan, kayu, pakaian hingga benang gigi.

 

Dokumen internal yang dilihat oleh Reuters menunjukkan bahwa pemberlakuan tarif ini akan dilakukan secara bertahap, yakni pada 15 April, 16 Mei, dan 1 Desember 2025.

 

Sementara itu, menurut laporan Bloomberg, Uni Eropa memutuskan untuk membatalkan rencana pemberlakuan tarif 50 persen terhadap wiski asal Amerika Serikat. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk melindungi produsen anggur dan sampanye Eropa dari risiko tarif balasan sebesar 200 persen yang diancamkan oleh Trump. Prancis dan Italia, sebagai dua eksportir anggur utama di Eropa, menjadi negara yang paling vokal dalam menolak kebijakan tersebut.

 

Rencana pengenaan tarif balasan sebesar 25 persen ini ditargetkan akan disetujui dalam pekan ini oleh negara-negara anggota Uni Eropa. Jika disahkan, kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 15 April, dengan sebagian besar produk dikenai tarif tambahan pada pertengahan Mei. Sementara itu, komoditas seperti kedelai dan kacang-kacangan akan mulai dikenakan tarif pada 1 Desember 2025.

 

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa sejatinya bukan hal baru. Ketegangan bermula pada 2018 ketika pemerintahan Trump pertama kali memberlakukan tarif tinggi terhadap baja dan aluminium impor. Uni Eropa saat itu merespons dengan mengenakan tarif 25 persen terhadap wiski asal AS, sebelum akhirnya kebijakan tersebut ditangguhkan pada 2021 melalui negosiasi dengan pemerintahan Presiden Joe Biden.

 

Namun kini, dengan kembalinya kebijakan proteksionis dari Gedung Putih, konflik dagang kembali mencuat ke permukaan—dan dunia pun bersiap menyaksikan babak baru dalam pertarungan ekonomi antara dua kekuatan besar global.(*)

Kategori :