RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kinerja sektor pembiayaan kembali mendapat sorotan setelah rasio kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) di industri multifinance kembali menunjukkan tren peningkatan.
Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, NPF gross multifinance per Februari 2025 mencapai 2,87%.
Sebagai perbandingan, pada Desember 2023 NPF berada di angka 2,44%. Angka ini sempat naik menjadi 2,55% di Februari 2024, kemudian kembali meningkat ke level 2,7% pada akhir 2024.
Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, menyampaikan bahwa pembiayaan oleh perusahaan multifinance tumbuh 5,92% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 507,2 triliun per Februari 2025.
“Pertumbuhan ini sebagian besar ditopang oleh peningkatan pembiayaan investasi yang tumbuh hingga 12,98% yoy,” ujarnya dalam Konferensi Pers RDKB OJK edisi Maret 2025, Jumat (11/4).
Meski rasio NPF gross meningkat, Agusman menyebut kondisi risiko industri pembiayaan masih terkendali.
Hal ini terlihat dari rasio NPF nett yang tercatat sebesar 0,92%, turun dibandingkan posisi Januari 2025.
Di sisi lain, pembiayaan dari sektor modal ventura mengalami penurunan sebesar 0,93% yoy, menjadi Rp 16,34 triliun.
Sementara sektor peer-to-peer (P2P) lending menunjukkan kinerja yang lebih positif, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 31,06% yoy pada Februari 2025, meningkat dibandingkan Januari 2025 yang tumbuh 29,94% yoy.(*)