BALIKBUKIT - Konferensi ke-II Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Bandar Negeri Suoh yang digelar pekan lalu tak hanya menghasilkan struktur kepemimpinan baru. Lebih dari itu, forum ini menjadi momentum strategis untuk mempertegas arah gerak NU di tingkat kecamatan dalam merawat solidaritas umat dan menjawab tantangan zaman.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Barat, Kyai Imam Syafi’i yang hadir langsung dalam konferensi, menekankan pentingnya konsolidasi kader hingga ke akar rumput. Ia menyampaikan bahwa tantangan keumatan hari ini bukan hanya soal akidah, tapi juga sosial, ekonomi, bahkan digitalisasi.
“Kita perlu hadir bukan hanya sebagai penjaga tradisi, tapi juga sebagai pelayan masyarakat dalam arti luas. Kekuatan NU itu di gotong royong, di kepekaan sosialnya,” kata Kyai Imam di hadapan para peserta konferensi.
Dalam forum yang berlangsung khidmat di Balai Pekon Bandar Negeri Suoh tersebut, dua nama ditetapkan untuk memimpin MWC NU ke depan. Kyai Muhammad Yusuf dipercaya sebagai Rois Syuriyah, dan Ust. Mudasir sebagai Ketua Tanfidziyah masa khidmat 2025 - 2030. Keduanya dinilai memiliki pengalaman dan kemampuan dalam membina umat secara menyeluruh, mulai dari penguatan nilai keislaman hingga penguatan struktur sosial NU di desa - desa.
Sekretaris PCNU Lampung Barat, Ust. M. Jamil menyebut bahwa NU di level MWC adalah jembatan antara umat dan pusat. Menurutnya, NU hari ini ditantang untuk mampu menjawab keresahan masyarakat yang semakin kompleks, dari isu kemiskinan, perpecahan sosial, hingga maraknya informasi menyesatkan di media sosial.
“MWC dan ranting harus mulai memikirkan strategi dakwah yang lebih relevan. Tidak hanya ceramah di masjid, tapi juga menyapa warga lewat kegiatan sosial, edukasi digital, sampai penguatan ekonomi,” ujarnya.
Konferensi ini juga dihadiri oleh pengurus ranting NU se - Bandar Negeri Suoh, tokoh masyarakat, serta para alim ulama setempat. Seluruh rangkaian acara berlangsung dalam suasana musyawarah mufakat dan ditutup dengan doa bersama sebagai bentuk ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan kejayaan organisasi.
Pasca konferensi, banyak harapan yang digantungkan pada kepemimpinan baru MWC NU Bandar Negeri Suoh. Mereka diharapkan mampu menjadikan NU tidak hanya sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai pelopor solusi atas berbagai permasalahan umat, sekaligus benteng persatuan di tengah masyarakat yang mulai terfragmentasi oleh dinamika sosial dan politik. *