Denmark Serukan Penghentian Serangan Israel di Gaza dan Mendesak DK PBB Gelar Pertemuan Darurat

Kamis 15 May 2025 - 14:13 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi


Radarlambar.bacakoran.co -Denmark mengungkapkan keprihatinan serius atas rencana serangan besar-besaran Israel di Gaza dan bergabung dalam gerakan internasional yang menuntut agar operasi militer tersebut segera dihentikan. Pemerintah Denmark menilai situasi di Gaza sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat terus dibiarkan berlangsung. Oleh karena itu, Denmark mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera mengadakan pertemuan darurat guna membahas krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.

 

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, mengungkapkan bahwa bersama negara-negara Eropa lain seperti Prancis dan Inggris, mereka telah meminta DK PBB menggelar sesi khusus untuk membahas masalah ini. Rasmussen secara tegas menolak serangan militer Israel dan menekankan pentingnya akses penuh tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

 

Dalam wawancaranya dengan media nasional Denmark, Rasmussen mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berjanji akan menyerang Gaza dengan kekuatan penuh. Menurutnya, tindakan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan mencerminkan ketidakpatuhan Israel terhadap kewajibannya di tingkat global.

 

Sebelumnya, Duta Besar Denmark untuk PBB, Christina Markus Lassen, juga menegaskan sikap yang sejalan dengan banyak negara Eropa. Lassen menegaskan bahwa warga sipil Palestina di Gaza membutuhkan penghentian total blokade tanpa syarat agar bantuan kemanusiaan dapat masuk, bukan sekadar solusi baru yang bersifat sementara.

 

Selain itu, Denmark menolak usulan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengajukan ide pengambilalihan kendali atas Jalur Gaza sebagai solusi konflik. Rasmussen menilai pendekatan tersebut tidak realistis dan bukan jalan keluar yang tepat.

 

Ia juga menyoroti sikap tegas negara-negara tetangga seperti Yordania dan Lebanon yang menolak keras segala bentuk pengusiran etnis terhadap warga Palestina. Rasmussen menambahkan bahwa kedua negara tersebut telah memikul beban besar dalam menampung para pengungsi Palestina selama ini, yang menjadi faktor penting dalam situasi regional.

 (*)

 

Kategori :