Radarlambar.bacakoran.co — PT Shell Indonesia, anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan energi global Shell plc, akhirnya mengambil langkah strategis dengan melepaskan seluruh kepemilikan bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia. Keputusan ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan perusahaan setelah menyepakati pengalihan aset tersebut kepada sebuah perusahaan patungan baru yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Pengalihan kepemilikan ini mencakup seluruh jaringan SPBU Shell serta kegiatan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Meski demikian, bisnis pelumas Shell tidak termasuk dalam kesepakatan ini dan akan tetap dikelola langsung oleh Shell Indonesia, mengingat sektor tersebut masih menunjukkan pertumbuhan yang positif di pasar domestik.
Meski berpindah tangan Shell memastikan bahwa operasional SPBU tidak akan mengalami gangguan. Seluruh aktivitas pengisian BBM akan tetap berjalan seperti biasa, dan konsumen di Indonesia masih dapat mengakses produk-produk BBM dengan standar mutu tinggi yang selama ini ditawarkan Shell. Hal ini dimungkinkan berkat skema lisensi merek, yang memungkinkan pemilik baru tetap menggunakan merek dagang Shell sesuai dengan standar internasional yang telah ditetapkan.
Model lisensi merek ini bukan hal baru bagi Shell. Di lebih dari 50 negara pendekatan serupa telah diterapkan untuk sektor Mobility dan Convenience mereka. Di Indonesia perjanjian lisensi tersebut akan menjamin kontinuitas merek Shell di tengah perubahan struktur kepemilikan.
Pihak Shell juga menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan signifikan pada tim operasional yang bertugas di jaringan SPBU.
sebingga dengan kata lain seluruh petugas yang selama ini melayani konsumen akan tetap menjalankan perannya, menjaga kelangsungan pelayanan yang telah dikenal publik.
Komitmen perusahaan terhadap keselamatan dan keandalan operasional pun ditegaskan kembali. Meskipun pengalihan ini mencerminkan langkah bisnis besar Shell menyatakan tetap menjunjung tinggi standar operasional yang ketat dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan layanan di sektor energi. (*/rinto)