Radarlambar.bacakoran.co -Dalam dunia paleontologi, penemuan spesies dinosaurus baru selalu membuka jendela segar untuk memahami kehidupan purba di Bumi. Baru-baru ini, tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Nicholas Longrich dari University of Bath berhasil menemukan spesies dinosaurus baru dari kelompok hadrosaurid, atau dinosaurus berparuh bebek, di wilayah Maroko. Spesies ini dinamakan Taleta taleta dan diperkirakan hidup sekitar 66 juta tahun lalu pada periode Kapur Akhir.
Periode Kapur merupakan masa penting dalam sejarah Bumi yang ditandai dengan perpecahan besar benua super Pangea serta kenaikan permukaan laut global. Kondisi ini menyebabkan daratan terbagi menjadi beberapa benua kecil yang terisolasi, menciptakan "laboratorium alami" bagi evolusi yang memicu munculnya fauna dinosaurus unik di berbagai wilayah.
Misalnya, di Asia dan Amerika Utara, hadrosaurid dan ceratopsian mendominasi sebagai herbivora, sementara tyrannosaurid menjadi predator utama. Sebaliknya, di belahan selatan, kelompok sauropoda titanosauria menjadi pemakan tumbuhan utama dan theropoda abelisaurid bertindak sebagai predator andalan.
Namun, isolasi geografis bukan satu-satunya faktor. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyebaran antar wilayah juga berperan penting, terutama menjelang akhir periode Kapur, ketika beberapa kelompok dinosaurus mulai berpindah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Fosil Taleta taleta ditemukan di lapisan fosfat Maastrichtian di Basin Oulad Abdoun, sebuah formasi yang dulunya merupakan laut dangkal di wilayah Maroko. Lokasi ini dikenal kaya fosil dan menjadi kunci untuk menelusuri masa transisi dari zaman dinosaurus ke era mamalia awal.
Secara taksonomi, Taleta masuk dalam kelompok lambeosaurine, yang terkenal dengan jambul khas di kepala mereka. Secara khusus, Taleta termasuk dalam tribus Arenysaurini, yang sebelumnya hanya diketahui berasal dari Eropa Selatan. Penemuan ini menambah daftar spesies arenysaurin di Maroko, bersama dengan Ajnabia odysseus dan Minqaria bata, yang semuanya ditemukan di lapisan fosfat yang sama.
Ketiga spesies ini menunjukkan variasi yang mencolok dalam bentuk rahang dan struktur gigi, menandakan adanya adaptasi evolusioner yang dipicu oleh penyebaran dari Eropa ke Afrika. Setelah berhasil menyeberangi lautan, kelompok lambeosaurine ini mengalami diversifikasi dan penyesuaian yang cepat terhadap kondisi lingkungan dan sumber makanan yang berbeda di Afrika Utara.
Fenomena ini menunjukkan bahwa menjelang akhir periode Kapur, evolusi dinosaurus sangat tersegmentasi dan dipengaruhi oleh kondisi regional yang berbeda. Sementara lambeosaurine mulai menurun di Amerika Utara, mereka justru mengalami radiasi adaptif yang signifikan di Afrika.
Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Gondwana Research, memperkuat pandangan bahwa benua Afrika, meskipun dianggap cukup terisolasi, sebenarnya memiliki peran penting dalam penyebaran dan evolusi dinosaurus global. Variasi morfologi pada arenysaurin Afrika menjadi bukti nyata bahwa dunia purba masih penuh dengan dinamika dan kejutan hingga masa-masa terakhir dinosauria. (*)
Kategori :