Jelang Idul Adha, Harga Sapi Kurban di Ponorogo Terjun Bebas

Jumat 06 Jun 2025 - 19:56 WIB
Reporter : Rinto Arius

Radarlambar.bacakoran.co – Menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, geliat pasar hewan di Ponorogo, Jawa Timur, justru tidak seiring dengan ekspektasi para pedagang. Alih-alih ramai, aktivitas jual beli sapi kurban di sejumlah pasar mengalami penurunan signifikan. Dampaknya, harga sapi pun mengalami koreksi tajam.

Di Pasar Hewan Jetis misalnya harga sapi jenis medium yang sebelumnya berkisar antara Rp 21 juta hingga Rp 28 juta, kini harus dikurangi antara satu hingga satu setengah juta rupiah. Kondisi ini dipicu oleh minimnya minat masyarakat untuk membeli sapi sebagai hewan kurban.

Hari pasaran terakhir sebelum Idul Adha justru tampak lengang. Para pedagang yang biasa mengandalkan momentum ini untuk mendulang keuntungan besar, kini harus rela mengobral dagangan mereka demi menghindari kerugian lebih dalam. Permintaan yang tersisa pun cenderung terpusat pada sapi dengan harga paling terjangkau, yaitu di kisaran Rp 21 juta hingga Rp 25 juta. Bobot sapi dalam kategori tersebut rata-rata mencapai 400 hingga 420 kilogram.

Sapi dengan bobot lebih dari 700 kilogram, yang biasanya dibanderol hingga Rp 31 juta, kini hanya laku di harga sekitar Rp 28 juta. Bahkan, sebagai upaya menarik minat pembeli, para pedagang menghapus ongkos kirim yang sebelumnya dibebankan terpisah dari harga jual.

keadaan ini trauma pascawabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat menghantam sentra peternakan beberapa waktu lalu. Kepercayaan konsumen terhadap sapi sebagai hewan kurban belum sepenuhnya pulih. Alih-alih membeli sapi, sebagian besar masyarakat kini lebih memilih kambing, yang dinilai lebih praktis dan relatif aman.

Di sisi lain, penurunan harga ini menjadi angin segar bagi kalangan pembeli. Dengan bujet yang sama, masyarakat kini bisa mendapatkan sapi dengan bobot lebih besar atau kualitas lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Persaingan antar pedagang yang semakin ketat menjelang hari H turut memberikan ruang lebih luas bagi konsumen dalam memilih hewan kurban sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Tren ini memperlihatkan bagaimana dinamika pasar kurban sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dan ekonomi masyarakat. Meskipun berada di momentum besar seperti Idul Adha, situasi tidak selalu berpihak pada pedagang. Ke depan, dibutuhkan upaya adaptasi yang lebih fleksibel dari pelaku usaha ternak agar mampu menjawab tantangan perubahan pola konsumsi masyarakat. (*/rinto)

Kategori :