Radarlambar.bacakoran.co - Dua raksasa tambang milik negara, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), memutuskan untuk membagikan dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham mereka dari hasil kinerja tahun buku 2024. Keputusan ini diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar secara terpisah namun dalam waktu bersamaan.
Antam menetapkan pembagian dividen sebesar 100 persen dari laba bersih 2024 yang mencapai Rp3,65 triliun. Artinya, tidak ada sisa laba yang ditahan untuk pengembangan internal perusahaan. Langkah ini mencerminkan kepercayaan diri manajemen terhadap kekuatan finansial Antam dan keyakinan bahwa ekspansi dan investasi dapat tetap berjalan tanpa harus mengorbankan kompensasi kepada pemilik saham.
Pembagian dividen penuh ini juga menjadi sinyal positif bahwa fundamental keuangan Antam terjaga meskipun industri pertambangan tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga komoditas dan tekanan regulasi lingkungan.
Sementara itu, PTBA menetapkan porsi dividen sebesar 75 persen dari laba bersih, atau sekitar Rp3,83 triliun dari total laba Rp5,1 triliun. Sisanya dimasukkan sebagai saldo laba ditahan yang belum dicadangkan. Meskipun tidak sebesar Antam dalam persentase, nominal dividen PTBA tetap tinggi dan mencerminkan keberhasilan manajemen dalam menjaga profitabilitas di tengah pasar yang volatil.
Strategi PTBA ini menunjukkan pendekatan yang lebih moderat dan berhati-hati. Dengan tetap menyisihkan sebagian laba, perusahaan memberikan ruang untuk stabilitas jangka panjang, pengembangan usaha, dan cadangan menghadapi potensi gejolak pasar di masa depan.
Kinerja keuangan kedua emiten ini menunjukkan hasil yang solid. PTBA misalnya, mencatatkan total pendapatan sebesar Rp42,76 triliun dengan EBITDA mencapai Rp8,3 triliun. Lonjakan pendapatan ini ditopang oleh peningkatan signifikan pada volume ekspor batu bara yang tumbuh 30 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai 20,26 juta ton. Penjualan domestik juga meningkat 6 persen menjadi 22,64 juta ton, sehingga total volume penjualan sepanjang tahun mencapai 42,89 juta ton.
Total aset PTBA juga mengalami kenaikan menjadi Rp41,79 triliun per akhir 2024, menandai pertumbuhan sebesar 8 persen secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya membukukan keuntungan, tetapi juga memperkuat posisi keuangan secara menyeluruh.
Pembagian dividen besar dari dua BUMN tambang ini tak hanya memberi manfaat langsung bagi investor, tetapi juga menunjukkan ketahanan sektor tambang nasional dalam menghadapi dinamika global. Di tengah berbagai tekanan, dari transisi energi hingga permintaan yang fluktuatif, sektor ini masih mampu mencatatkan laba besar dan berbagi hasilnya kepada publik.
Langkah Antam dan PTBA bisa menjadi sinyal kepercayaan diri terhadap keberlanjutan industri ekstraktif di Indonesia, meskipun tekanan terhadap praktik lingkungan dan tata kelola tambang terus meningkat. Pembagian dividen besar diharapkan turut meningkatkan minat investor terhadap saham sektor tambang, khususnya yang dikelola negara.(*/edi)