Radarlambar.bacakoran.co – Upaya pelestarian satwa dilindungi terus digencarkan. Kali ini, Kementerian Kehutanan RI memulai pembangunan kawasan konservasi gajah Sumatra di Aceh. Proyek yang dinamai Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI) Aceh ini berdiri di atas lahan seluas 20 ribu hektare, yang merupakan milik pribadi Presiden RI, Prabowo Subianto.
Pembangunan kawasan ini ditandai dengan kunjungan langsung dari Menteri Kehutanan ke Takengon, Aceh Tengah. Kementerian memastikan bahwa proyek konservasi tersebut mulai dijalankan dan akan dibagi dalam sejumlah blok khusus yang difungsikan untuk perbaikan ekosistem serta perlindungan populasi gajah yang semakin terancam.
Presiden Prabowo sebelumnya telah menyumbangkan lahannya untuk mendukung kelangsungan hidup gajah Sumatra. Bahkan, total lahan yang tersedia bisa mencapai hingga 80 ribu hektare apabila dibutuhkan ke depan. Pemerintah menilai langkah ini sebagai bagian penting dari upaya mengatasi konflik antara gajah dengan manusia yang selama ini kerap terjadi di wilayah Aceh.
Tak hanya menjadi kawasan perlindungan satwa, konservasi ini juga diarahkan untuk menjadi wilayah agroforestri yang dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Konsepnya tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi berkelanjutan bagi warga lokal.
Dalam pengembangan PECI Aceh, Indonesia juga menjalin kerja sama dengan pemerintah Inggris. Bentuk kerja sama ini diwujudkan melalui perluasan ruang lingkup nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara, yang salah satu poin barunya mencakup penguatan konservasi gajah di Peusangan, Aceh.
Semula, MoU tersebut dirancang berakhir pada Oktober 2027. Namun kini diusulkan untuk diperpanjang lima tahun ke depan hingga 2032, sebagai bentuk komitmen jangka panjang dalam menjaga keberadaan satwa endemik Indonesia seperti gajah, harimau, dan orang utan yang habitatnya banyak ditemukan di kawasan ini.
Pemerintah menilai bahwa satwa-satwa tersebut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Namun, karena mereka tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari perambahan dan konflik dengan manusia, maka dibutuhkan kolaborasi lintas negara serta keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga kelestariannya.
Dengan adanya dukungan lahan dari Presiden serta kerja sama internasional, diharapkan proyek konservasi ini mampu memberi dampak nyata, baik bagi kelangsungan hidup gajah Sumatra maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan konservasi. (*/rinto)