Ramalan Manga Watashi ga Mita Mirai Picu Kepanikan di Jepang, Pariwisata Anjlok

Jumat 04 Jul 2025 - 15:18 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co – Jepang tengah dirundung kekhawatiran menyusul ramalan bencana besar yang berasal dari sebuah manga lawas berjudul Watashi ga Mita Mirai karya Ryo Tatsuki. Ramalan tersebut menyebutkan bahwa sebuah mega-tsunami akan melanda Jepang pada Sabtu (5/7/2025) dan berdampak hingga ke negara-negara lain termasuk Indonesia, Filipina, dan Taiwan.


Fenomena ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dan berbagai siaran televisi Jepang. NHK melaporkan lebih dari 1.400 video dalam berbagai bahasa yang membahas prediksi tersebut telah beredar luas, dengan total penayangan mencapai 100 juta kali.


Dampak dari ramalan ini mulai terasa. Sejumlah maskapai melaporkan penurunan tajam penjualan tiket ke Jepang, bahkan Greater Bay Airlines dari Hong Kong mengurangi frekuensi penerbangan setelah pemesanan turun hingga 30 persen. Ekonom Jepang memperkirakan kerugian ekonomi yang ditimbulkan bisa mencapai 500 miliar yen atau sekitar Rp56,3 triliun.


Ramalan tersebut berasal dari manga yang diterbitkan pada 1999, di mana Tatsuki mengklaim ceritanya didasarkan pada mimpi-mimpi yang ia alami. Dalam manga itu, digambarkan sebuah retakan terbuka di dasar laut antara Jepang dan Filipina yang memicu gelombang tiga kali lebih tinggi daripada tsunami Tohoku pada 2011. Laut di selatan Jepang disebutkan “mendidih” dengan gelembung besar, yang ditafsirkan sebagai letusan gunung bawah laut.

Wilayah bencana digambarkan membentuk belah ketupat yang menghubungkan Jepang, Indonesia, Taiwan, dan Kepulauan Mariana, disertai visual dua naga yang mengarah ke area tersebut.
Meski ramalan ini dianggap tak berdasar oleh Badan Meteorologi Jepang, pemerintah tetap mengingatkan adanya potensi gempa besar di kawasan Nankai Trough yang memang rawan aktivitas seismik. Imbauan tersebut justru memperkuat ketakutan sebagian masyarakat, yang memicu panic buying serta lonjakan pembelian helm pelindung gempa.


Di tengah kepanikan, manga Watashi ga Mita Mirai justru mengalami lonjakan penjualan hingga lebih dari 1 juta eksemplar. Beberapa warga bahkan sudah menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi tanggal 5 Juli, meski banyak yang menganggap ramalan tersebut hanya sebagai mitos.


Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai, menyebut kabar itu sebagai masalah serius karena berpotensi menimbulkan keresahan sosial, sedangkan Gubernur Tokushima, Masazumi Gotoda, mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja.


Ramalan ini menjadi fenomena sosial unik di Jepang, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh karya budaya populer terhadap psikologi masyarakat di negeri rawan bencana tersebut. (*)

Kategori :