Radarlambar.bacakoran.co- Rotasi Bumi diprediksi mengalami percepatan pada Juli hingga Agustus 2025, mengakibatkan durasi hari menjadi sedikit lebih singkat dari biasanya. Fenomena ini telah diamati sejak 2020 dan diperkirakan berlanjut, dengan 22 Juli dan 5 Agustus menjadi hari-hari terpendek tahun ini.
Berdasarkan data dari International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), Bumi diprediksi akan berotasi lebih cepat sekitar 1,3 hingga 1,5 milidetik pada periode tersebut. Percepatan ini berbeda dari tren perlambatan alami akibat pengaruh Bulan yang menjauh dari Bumi.
Namun, pengaruh Bulan tetap signifikan. Posisi Bulan yang berada jauh dari garis khatulistiwa dapat memicu percepatan rotasi. Selain itu, faktor lain seperti perubahan distribusi massa bumi dan gempa besar juga dapat memengaruhi kecepatan rotasi.
Fenomena percepatan rotasi ini membingungkan para ilmuwan. Biasanya, detik kabisat ditambahkan untuk menyesuaikan waktu atomik dengan rotasi Bumi. Namun, sejak 2016, penambahan detik kabisat tak lagi diperlukan, menandakan anomali dalam tren rotasi Bumi.
Meski perubahan ini sangat kecil dan tidak berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari, akurasi waktu sangat penting bagi sistem navigasi, komunikasi, dan teknologi modern. Para ilmuwan terus memantau fenomena ini guna memahami lebih jauh dinamika kompleks planet tempat kita tinggal.