Mengapa Satelit Tak Jatuh ke Bumi atau Hilang ke Luar Angkasa?

Ilustrasi salah satu satelit. Foto: NASA--
Radarlambar.bacakoran.co- Di angkasa luar, ribuan satelit mengitari Bumi tanpa terlihat jatuh kembali ke permukaan maupun tersesat ke ruang hampa. Stabilitas gerak satelit ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil perhitungan fisika yang presisi.
Untuk tetap berada di orbitnya, satelit harus melaju dengan kecepatan tinggi, setidaknya sekitar 8 kilometer per detik. Kecepatan tersebut menjaga satelit dalam kondisi meluncur abadi di lintasan melingkar, seakan-akan terus-menerus jatuh namun tak pernah mencapai Bumi. Hal ini dimungkinkan karena permukaan Bumi yang melengkung, membuat lintasan satelit selalu menghindari tumbukan.
Menariknya, kecepatan ini bukan dihasilkan dari mesin pendorong atau bahan bakar internal, melainkan berasal dari dorongan roket saat peluncuran. Ketika satelit dilepaskan ke orbitnya, energi dorong dari roket sudah cukup untuk membuatnya meluncur dalam jalur stabil selama bertahun-tahun.
Meskipun demikian, satelit tetap membutuhkan bahan bakar. Fungsinya bukan untuk mempertahankan kecepatan utama, melainkan untuk manuver seperti mengubah posisi atau menghindari tabrakan dengan benda luar angkasa lain, termasuk sampah antariksa.
Penempatan satelit di orbit juga tidak sembarangan. Orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) menjadi jalur favorit untuk stasiun antariksa internasional dan jaringan satelit seperti Starlink milik perusahaan SpaceX. Ketinggian orbit ini berkisar antara 160 kilometer hingga 2.000 kilometer dari permukaan Bumi.
Selain itu, terdapat orbit geostasioner atau Geostationary Earth Orbit (GEO) dengan ketinggian sekitar 35.786 kilometer. Orbit ini digunakan oleh satelit seperti Merah Putih 2 milik Telkom yang melayani komunikasi secara luas dan stabil di satu titik wilayah.
Ada pula orbit polar, yang memungkinkan satelit melintasi kutub utara dan selatan. Orbit jenis ini umum digunakan oleh satelit cuaca dan satelit pengintai.
Setiap satelit dirancang untuk mengikuti rotasi Bumi agar selalu berada dalam jangkauan antena pengendali di permukaan. Dengan sistem ini, satelit dapat terus menjalankan tugasnya tanpa tersesat maupun kembali jatuh ke Bumi.(*)