Puluhan Kendaraan Terjebak Banjir di Jalan Liwa-BTS Sumsel

Senin 07 Jul 2025 - 19:57 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Lusiana Purba

SUKAU - Derita warga dan pengendara kembali menyeruak di jalur utama Liwa–BTS Sumatera Selatan tepatnya di Pemangku Rantau Panjang, Pekon Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. 

Ruas jalan provinsi itu kembali terendam banjir setinggi lutut orang dewasa hingga mengakibatkan puluhan kendaraan terjebak banjir, sepeda motor tergelincir, hingga kendaraan roda empat yang mengalami kemacetan.

Beberapa pengemudi ojek sayur bahkan tampak terjatuh akibat kondisi jalan yang licin dan tertutup air. Barang yang diangkut pun ikut turut tercebur, menambah beban kerugian yang diderita.

“Sudah dua kali saya jatuh. Sayur dan bawaan basah semua. Jalan ini tiap hujan memang sering banjir, tapi sekarang makin parah karena musim hujan,” keluh Roni, salah satu ojek sayur yang sering melintasi jalur tersebut.

Banjir yang melanda titik tersebut terjadi di tengah proses pembangunan saluran drainase tertutup yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK). Proyek drainase ini memang ditujukan untuk mengatasi genangan yang rutin terjadi akibat aliran air yang tersumbat dan struktur jalan yang lebih rendah dari pemukiman sekitar.

“Sekarang memang lagi dibangun drainase, tapi karena belum selesai, ya air tetap ngumpul di badan jalan. Kami maklum, tapi tetap was-was karena tiap lewat pasti susah,” ujar Suyanto, warga Tanjung Raya yang rumahnya tak jauh dari lokasi banjir.

Pihaknya berharap pengerjaan bisa selesai secepatnya. Bagi mereka, bukan hanya akses yang terganggu, tetapi juga penghidupan, keselamatan, dan harapan.

“Satu-satunya jalan ke pasar dan ke kebun ya ini. Kalau banjir, semua berhenti. Kami hanya bisa berharap, pembangunan ini benar-benar jadi jawaban,” harapnya

Sebelumnya, Dinas BMBK Provinsi Lampung melalui Kepala UPT Wilayah V BMBK, Aprisol Putra, S.T., M.T., mengatakan bahwa proyek drainase di ruas tersebut adalah bagian dari penanganan permanen jangka panjang. “Kami harapkan masyarakat bersabar, karena setelah drainase rampung, genangan air bisa tertangani secara permanen,” kata Aprisol.

Meskipun pekerjaan drainase sedang dikebut, namun curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir memperparah kondisi di lapangan. Pengguna jalan diimbau berhati-hati dan menghindari titik banjir jika memungkinkan, sementara aparat pekon dan kecamatan terus melakukan pemantauan.

Menurutnya, penanganan drainase merupakan bagian dari proyek rehabilitasi ruas Liwa - Sukau tahun anggaran 2025, dengan total alokasi dana mencapai Rp5,13 miliar. Ruas ini telah lama masuk dalam prioritas, mengingat kerap dikeluhkan warga karena genangan air dan rawan longsor.

Aprisol menambahkan, metode drainase tertutup dipilih karena lebih tahan lama dan ramah terhadap kontur geografis daerah yang cenderung curam dan berada dekat tebing.

“Setelah saluran air tertangani dan drainase berjalan normal, maka air tidak lagi menggenang atau meresap ke badan jalan. Inilah yang menyebabkan aspal cepat rusak. Jadi, kami pastikan proses ini benar secara teknis," katanya.

Setelah drainase selesai, tahap berikutnya adalah rehabilitasi badan jalan, termasuk pelapisan ulang agar jalur penghubung antarwilayah itu kembali nyaman dilalui kendaraan, baik roda dua maupun angkutan barang. (edi/lusiana)

Kategori :