Radarlambarbacakoran.com – Pemerintah Rl tengah mempertimbangkan kemungkinan membuka akses pelaksanaan ibadah haji dan umrah melalui jalur laut sebagai alternatif moda transportasi.
Inisiatif ini mencuat seiring peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024-2025 dan peringatan sepuluh tahun berdirinya Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta.
Opsi pelayaran laut ini kini tengah dibahas bersama pemerintah Arab Saudi dan gagasan tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk mendiversifikasi jalur keberangkatan jemaah menuju Tanah Suci, terutama di tengah keterbatasan kuota dan tingginya ketergantungan pada jalur udara.
Pemerintah membuka peluang tersebut selama sarana pendukung seperti pelabuhan dan sistem transportasi laut memadai. Jika infrastruktur sudah terpenuhi, jalur laut dapat menjadi alternatif strategis bagi jemaah, tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dari negara-negara di kawasan Asia lainnya.
Skema ini dianggap dapat memperluas akses masyarakat terhadap ibadah haji dan umrah. Dengan memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan besar di Arab Saudi seperti Jeddah, transportasi laut bisa menjadi opsi masuk yang efisien, sekaligus mengurangi tekanan pada jalur penerbangan yang selama ini menjadi satu-satunya pilihan.
Lebih jauh, inisiatif ini dinilai akan mendukung arah baru kebijakan Arab Saudi yang kini cenderung terbuka terhadap inovasi, kemitraan internasional, dan investasi di sektor strategis seperti transportasi dan pelayanan haji.
Pemerintah meyakini bahwa pendekatan alternatif ini akan memberi manfaat ganda. Di satu sisi, masyarakat akan mendapatkan tambahan opsi untuk menjalankan ibadah keagamaan, sementara di sisi lain, Arab Saudi dapat meningkatkan nilai ekonomis dari sektor pelayanannya sebagai pusat ibadah dunia Islam.
Jika rencana ini terealisasi, pemerintah berharap perjalanan ibadah ke Tanah Suci akan menjadi lebih inklusif dan terjangkau, serta membuka pengalaman spiritual baru bagi umat Islam, khususnya dari kawasan Asia Tenggara.