BALIKBUKIT – Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menerima audiensi dari jajaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangka pengembangan dan peningkatan daya tarik Kebun Raya Liwa (KRL), Rabu (6/8/2025).
Audiensi yang digelar di ruang kerja bupati tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Kemitraan BRIN, Dr. Asep Riswoko, B.Eng., M.Eng., beserta jajaran. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian monitoring dan evaluasi BRIN selama tiga hari yang dimulai sejak 4 Agustus 2025, terkait pengembangan kawasan Kebun Raya di berbagai daerah Indonesia, termasuk ikon wisata Lampung Barat: Kebun Raya Liwa.
“Salah satu tugas dan fungsi kami di Direktorat Kemitraan Riset dan Inovasi adalah mendorong pengembangan kawasan Kebun Raya di Indonesia. Kehadiran kami di sini sebagai bagian dari komitmen itu,” ujar Dr. Asep Riswoko.
Bupati Parosil menyambut baik kedatangan BRIN, dan berharap audiensi ini dapat menghasilkan kolaborasi yang berdampak pada peningkatan kualitas serta daya tarik Kebun Raya Liwa ke depannya.
“Kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Liwa memang ramai. Tapi, banyak dari mereka hanya melintas, tidak masuk ke dalam. Padahal di dalam itu banyak sekali potensi wisata edukatif yang menarik,” kata Pakcik—sapaan Parosil Mabsus.
Menurutnya, KRL tidak hanya sekadar taman biasa. Di dalamnya terdapat koleksi tanaman hias, pojok baca, dan ruang edukasi, yang bisa menjadi sarana pembelajaran dan hiburan untuk semua kalangan, baik pelajar, keluarga, maupun wisatawan umum.
Namun, kurangnya inovasi dalam penyajian dan promosi dianggap menjadi salah satu penyebab minimnya pengunjung yang benar-benar mengeksplorasi isi Kebun Raya Liwa.
“Jadi kami harap, melalui kerja sama dan pendampingan dari BRIN, akan lahir inovasi-inovasi yang bisa mengangkat nilai lebih dari Kebun Raya Liwa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pakcik juga menekankan pentingnya membangun Kebun Raya Liwa sebagai kawasan wisata edukatif yang berkelanjutan. Tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, tapi juga sebagai sarana konservasi, edukasi, dan riset lokal.
“Kami ingin Kebun Raya Liwa ini jadi kebun raya yang ‘hidup’. Artinya, pengunjung datang bukan hanya untuk berfoto, tapi juga mendapat pengalaman dan pengetahuan baru,” tegasnya.
Pakcik berharap kehadiran BRIN bisa memperkuat branding Kebun Raya Liwa sebagai ikon wisata unggulan Lampung Barat. Ia menilai, sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga riset nasional seperti BRIN merupakan langkah strategis untuk membawa wisata daerah naik kelas dan berdaya saing.
“Lampung Barat punya banyak potensi. Tinggal bagaimana kita kemas dengan baik. Dan Kebun Raya Liwa ini bisa jadi role model wisata berbasis edukasi dan konservasi di daerah,” tutup Pakcik
BRIN pun menyambut positif keinginan tersebut. Direktur Kemitraan BRIN, Dr. Asep Riswoko, menyatakan pihaknya siap mendukung melalui program riset, peningkatan kapasitas SDM, serta inovasi teknologi yang bisa diterapkan di kawasan KRL.
“Kami melihat Kebun Raya Liwa punya potensi besar. Tinggal bagaimana kita bersama-sama menata dan memaksimalkan potensi yang sudah ada,” ungkap Asep. (lusiana)