Dugaan Perundungan di SMP 2 Xaverius Bandar Lampung Ternyata Konflik Keluarga

Sabtu 22 Nov 2025 - 15:05 WIB
Reporter : Rlmg
Editor : Nopriadi

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Kasus dugaan perundungan yang sempat menggegerkan SMP 2 Xaverius Bandar Lampung kini dipastikan telah selesai dengan damai. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandar Lampung menegaskan bahwa persoalan ini bukan tindakan bullying, melainkan konflik internal keluarga yang terbawa hingga lingkungan sekolah.

Kepala Dinas PPPA Kota Bandar Lampung, Maryamah, menjelaskan pihaknya telah mempelajari kronologi kejadian dan memanggil seluruh pihak terkait sebelum memastikan duduk permasalahannya. Dari hasil pendalaman, konflik ini berakar dari persoalan keluarga dan bukan bullying antar siswa seperti yang sempat ramai diperbincangkan.

“Kasus di SMP 2 Xaverius sekarang sudah damai. Ternyata yang bersangkutan masih satu keluarga, sehingga persoalan keluarga terbawa hingga sekolah. Setelah kami dalami, jelas ini bukan perundungan, melainkan murni masalah keluarga,” ujar Maryamah, Kamis (20/11/2025).

Maryamah juga mengakui bahwa awalnya kasus ini sempat dilaporkan ke pihak kepolisian. Namun, setelah dilakukan mediasi di tingkat sekolah, kedua pihak sepakat untuk berdamai tanpa pendampingan dari Dinas PPPA. “Memang benar ada laporan ke polisi, tapi akhirnya diselesaikan di sekolah. Keluarga memilih menyelesaikan sendiri dan meminta tidak didampingi, meskipun kami siap memberikan pendampingan,” tambahnya.

Menurut Maryamah, setiap kasus yang melibatkan anak-anak di Bandar Lampung sebenarnya dapat difasilitasi penyelesaiannya oleh pemerintah kota melalui Dinas PPPA. Namun, dalam kasus ini, permintaan keluarga menjadi prioritas, sehingga proses mediasi dilakukan secara internal.

“Jadi kasus di Xaverius sudah damai. Prinsipnya, setiap dugaan perundungan yang terjadi di Bandar Lampung harus diselesaikan melalui mekanisme yang ada. Tetapi keluarga ini memilih untuk menangani sendiri, dan hasilnya positif,” jelasnya.

Dinas PPPA berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi sekolah maupun keluarga agar komunikasi lebih terbuka. Dengan begitu, potensi konflik serupa yang terbawa ke lingkungan sekolah dapat diminimalkan di masa mendatang. (rlmg/nopri)

 

Tags :
Kategori :

Terkait