OJK Ungkap Tantangan Terbesar Bursa Saham RI

Kamis 04 Dec 2025 - 18:03 WIB
Reporter : Edi Prasetya

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO- Otoritas Jasa Keuangan menyoroti tantangan utama pasar modal Indonesia yang tidak lagi terletak pada besarnya kapitalisasi pasar, melainkan pada kedalaman likuiditas yang masih terbatas. Kondisi ini dipicu rendahnya porsi saham beredar di publik atau free float, yang jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan kapitalisasi pasar Indonesia saat ini memang relatif besar. Namun, ukuran tersebut tidak mencerminkan likuiditas yang sehat karena minimnya saham yang benar-benar dapat diperdagangkan publik.

Ia memaparkan bahwa minimum free float Indonesia berada pada kisaran 7,5 persen, angka yang dinilai terlalu rendah bila dibandingkan negara tetangga yang rata-rata telah menerapkan ketentuan di atas 25 persen. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi salah satu pasar dengan free float paling kecil di kawasan.

Inarno membandingkan struktur free float negara lain yang lebih seimbang pada tiga kategori kapitalisasi. Pada small cap, porsi free float berada di kisaran 23,58 persen. Untuk medium cap mencapai 21,84 persen, sementara big cap sekitar 25,48 persen. Pola ini dinilai membuat likuiditas mereka lebih dalam dan stabil.

Menurut OJK, situasi tersebut menunjukkan perlunya langkah perbaikan struktural di pasar modal agar perdagangan saham tidak hanya besar di atas kertas, tetapi juga aktif dan mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya. Kebijakan baru juga diperlukan untuk menambah saham beredar sehingga aktivitas perdagangan lebih hidup dan risiko market distortion dapat ditekan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan pihaknya sedang menyiapkan kebijakan khusus untuk mendorong peningkatan free float. Dua pendekatan disiapkan, yakni initial free float dan continuous free float. Pendekatan pertama mengatur jumlah saham yang wajib dilepas ke publik sejak perusahaan mencatatkan diri di bursa, sementara pendekatan kedua memastikan rasio saham beredar terus terjaga dalam jangka panjang.

Free float merupakan bagian saham perusahaan terbuka yang tersedia untuk diperdagangkan publik, tidak termasuk saham yang dipegang pemegang saham pengendali, komisaris, direksi, atau pihak terafiliasi. Dengan struktur free float yang rendah, pergerakan harga saham berpotensi mudah dimanipulasi dan tidak mencerminkan kondisi fundamental.

Melalui kebijakan baru ini, OJK berharap likuiditas pasar modal Indonesia dapat lebih dalam, stabil, dan mampu mendukung pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha.(*/edi)

 

Tags :
Kategori :

Terkait