BALIKBUKIT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Barat, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan evaluasi program tahun 2024 dibuka langsung oleh Pj Sekkab Drs. Ismet Inoni, digelar di Bukit Resto, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balikbukit, Selasa 10 September 2024.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Direktur RSUD Alimuddin Umar dr. Iman Hendarman,M.Kes., Sp.A., dan Para Kepala Puskesmas, serta pejaat di lingkungan Dinkes setempat.
Kepala Dinkes Lampung Barat dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., mengatakan, Rakor dan evaluasi ini memiliki peran strategis dalam mengevaluasi pelaksanaan program kesehatan di daerah, serta menyusun langkah-langkah perbaikan yang diperlukan demi mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Dijelaskan, Rakor tersebut membahas beberapa topik strategis, di antaranya Integrasi Layanan Primer (ILP), program ini dirancang untuk menyatukan berbagai layanan kesehatan primer agar lebih terkoordinasi dan efektif dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Posyandu Terbaru, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, Posyandu terus mengalami perkembangan. Maka melihat pembaruan dalam sistem Posyandu, serta memastikan agar Posyandu dapat menjangkau masyarakat lebih luas dengan layanan yang lebih berkualitas.
Kemudian, aplikasi Srikandi dan Sistem Kerja Baru, dimana menurutnya teknologi juga memainkan peran penting dalam transformasi kesehatan. Aplikasi Srikandi dihadirkan untuk mempermudah pengelolaan data dan pelaporan kesehatan, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.
”Kita membahas implementasi aplikasi ini, serta manfaatnya bagi petugas kesehatan dan masyarakat. Serta penyesuaian sistem kerja dilingkungan pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk perbaikan dan pengembangan mekanisme kerja dimana system kerja ini digunakan sebagai instrumen bagi pegawai Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi Perangkat Daerah pada instansi Pemerintah,” kata dia.
Pembahasana akan dilanjutkan, pada 10 Penyakit Terbanyak, ini guna mengetahui dan memahami prevalensi penyakit di daerah, mengingat itu sangat penting agar kita dapat menentukan prioritas penanganan. Hari ini, kita akan melihat data terkait 10 penyakit terbanyak yang terjadi di wilayah, sehingga bisa merumuskan strategi pencegahan dan penanganan yang tepat dan juga menjadi acuan dalam penetapan program kesehatan sebagai contoh dalam penghitungan obat-obatan
”Kami juga membahas Rencana Kebutuhan Pegawai, dimana ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten dan memadai menjadi kunci suksesnya pelayanan kesehatan. Dalam rapat ini, kita juga akan membahas kebutuhan pegawai untuk memperkuat layanan kesehatan di seluruh tingkatan, termasuk rencana perekrutan tenaga kesehatan baru yang akan mempercepat peningkatan pelayanan,” ujarnya.
Sementara Pj Sekkab Ismet Inoni dalam sambutannya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, telah menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi epidemiologi maupun sumber daya sehingga pada pertemuan ini saya harapkan pembahasan terkait isu strategis diantaranya upaya penanganan stunting, pelayanan posyandu, dan pelayanan puskesmas.
”Ketiga aspek ini merupakan bagian integral dari sistem kesehatan masyarakat kita dan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup generasi mendatang,” ujarnya.
Terusnya, Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan pertama maka Puskesmas harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjangkau masyarakat secara luas. Saya berharap setiap Puskesmas dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menangani masalah kesehatan, termasuk stunting, melalui program-program yang terintegrasi dan berbasis data.
”Saya ingin mengingatkan bahwa kesehatan adalah hak setiap warga negara. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa program-program yang kita jalankan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” lata dia.
”Mari kita gunakan forum ini untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan solusi yang telah kita temui dalam pelaksanaan program kesehatan,” tandasnya. (nopri)