Jenis Sakit Kepala beserta Penyebabnya Yang Jarang Kita Diketahui, Apasaja....??

foto: ilustrasi google--

Radarlambar.Bacakoran.co - Sakit kepala bisa terlihat sepele, ternyata lebih rumit dari yang disadari kebanyakan orang. Meski sakit kepala bisa diartikan dengan sederhana sebagai nyeri di bagian kepala, tapi kenyataannya ada begitu banyak jenis sakit kepala. Hanya saja bedanya dapat dilihat dari penyebab, durasi, gejala, hingga intensitas yang bervariasi. bahkan pengobatan masing-masing jenis sakit kepala itu juga berbeda.
Sakit kepala primer adalah sakit kepala tanpa terdapat kelainan struktural pada jaringan otak dan jaringan di dalamnya yamg terdiri dari sakit kepala tegang (tension type headache) dimana jenis sakit kepala ini merupakan jenis yang paling umum.
Sakit kepala tegang cenderung sering dialami wanita dibandingkan pria. Durasi dari sakit kepala ini biasanya berlangsung dari 30 menit hingga tujuh hari dan sifatnya terasa berat dan menekan pada seluruh kepala dengan intensitas ringan sampai sedang tapi tidak bertambah berat karena aktivitas fisik rutin.
Sampai saat ini penyebab jenis sakit kepala ini masih belum jelas, tapi ada beberapa pemicu umum seperti stres, gangguan cemas, dan depresi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala tegang. Mengubah gaya hidup lebih sehat juga bisa membantu mencegah sakit kepala.
Sakit kepala berikutnya adalah sakit kepala migrain, dimana sakit kepala ini merupakan jenis kedua yang paling umum. Migrain bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Gejalanya bersifat sakit kepala yang berdenyut-denyut pada satu sisi kepala dengan intensitas sedang sampai berat yang disertai dengan mual dan muntah.
Sakit kepala ini bisa bertambah berat pada aktivitas fisik rutin. Seseorang dengan gejala migrain bisa mengalami rasa tidak nyaman terhadap cahaya terang dan suara. Gejala migrain cenderung berulang dan serangannya bisa berlangsung empat jam hingga tiga hari.
Lalu, sakit kepala cluster yang termasuk dalam trigeminal autonomic cephalalgias (TACs) juga termasuk ke dalam sakit kepala primer. Jenis sakit kepala ini jarang terjadi dan biasanya lebih cenderung menyerang pria di akhir usia 20-an, meski tidak menutup kemungkinan wanita dan anak-anak juga bisa mengalaminya. Sakit kepala cluster merupakan sakit kepala hebat pada mata, atas mata atau samping kepala (satu sisi) atau kombinasi dari ketiga tempat itu.
Gejala lainnya seperti mata merah, mata berair, kelopak mata turun atau bengkak, hidung tersumbat atau meler, dahi dan wajah berkeringat, serta pupil mengecil  pada satu sisi wajah dan bisa disertai atau tidak dengan kegelisahan. Biasanya sakit kepala ini berlangsung antara 15 menit hingga tiga jam dengan frekuensi serangan satu kali dalam dua hari hingga delapan serangan dalam satu hari.
Sakit kepala berikutnya yaitu Sakit kepala sekunder yakni sakit kepala yang terjadi berhubungan dengan gangguan pada otak atau struktur di dalamnya seperti terjadi Infeksi, mengalami trauma kepala dan leher, mengalami gangguan pembuluh darah otak dan leher, terjadi peningkatan atau penurunan tekanan cairan otak, peradangan non infeksi di dalam kepala atau tumor di dalam kepala, dan akibat suatu zat.
Gangguan metabolisme berupa sakit kepala yang berkaitan dengan kurang O2  atau berlebih O2. Kemudian sakit kepala yang berhubungan dengan gangguan pada kepala, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, dan struktur wajah serta leher yaitu sakit kepala yang berhubungan dari nyeri fascia otot, tulang leher berikut komponennya, diskus atau bantalan tulang belakang, dan jaringan lunak yang tidak selalu disertai dengan nyeri leher.
Sakit kepala berikutnya yaitu sakit kepala akibat lesi saraf otak dan nyeri saraf lainnya seperti terasa mengalami sengatan listrik singkat pada satu sisi wajah dan berulang. Nyeri berlangsung dalam hitungan detik hingga dua menit dengan intensitas hebat seperti sengatan listrik, menembak, menusuk, dan tajam dengan frekuensi yang bervariasi dari 1-50 kali per hari.
Ternyata sakit kepala primer bisa dipertimbangkan sebagai sakit kepala sekunder kalau rasa sakit kepala menjadi bersifat kronik dan mengalami peningkatan dua kali lipat frekuensi dan atau intensitasnya. Jangan sepelekan sakit kepala apalagi jika terus-terusan mengganggu aktivitas sehari-hari.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan