'Doom Spending' Kerap Dilakukan Gen Z dan Milenial, Berikut Penjelasannya!

Ilustrasi Doom Spending. Foto Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co -  Doom spending merupakan istilah yang merujuk pada perilaku seseorang yang berbelanja tanpa berpikir sebagai upaya menenangkan diri karena merasa pesimis terhadap ekonomi serta masa depannya.

Mereka menghabiskan uang untuk bersenang-senang jangka pendek serta instan, daripada menabungnya untuk masa depan guna mengatasi tekanan serta kekhawatiran ekonomi.

Hal tersebut bisa digambarkan sebagai versi terapi berbelanja bagi Gen Z serta sebagian meilenial namun sayangnya hal itu termasuk kebiasaan tidak sehat.

Dilansir dari laman Sky News sebuah studi menemukan 43% generasi milenial serta 35 persen gen Z menghabiskan uang yang itu digunakan untuk diri mereka merasa lebih baik.

Tren doom spending didorong oleh media sosial serta hampir menjadi kebiasaan, hal itu menyusul dengan banyaknya anak muda mengeluh karena kondisi masa depan keuangan mereka.

Banyak orang merasa terjebak pada situasi yang tidak menentu serta mereka mencari pelarian berbelanja tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan jangka panjang.

Kondisi tekanan tersebut lalu melahirkan tren yang disebut doom spending sebagai respons terhadap stres kecemasan maupun perasaan negatif lainnya.

Dikutip dari laman CNBC internasional, hal tersebut terjadi karena anak muda terus-menerus online serta merasa seolah sering menerima berita buruk.

Perasaan buruk itu kemudian diterjemahkan oleh mereka ke dalam kebiasaan belanja yang buruk serta impulsif.

Sebuah survei pada 2023 menemukan jika 96 persen warga Amerika Serikat merasa khawatir atas kondisi ekonomi saat ini serta lebih dari seperempatnya rela mengeluarkan uang dalam mengatasi stres.

Hanay saja fenomena doom spending tak hanya terjadi di Amerika Serikat namun di beberapa negara lainnya. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan