Kendalikan Pemanasan Global, Ilmuwan Usul Taburkan 5 Juta Ton Berlian di Langit

Ilustrasi pengendalian pemanasan global dengan menaburkan debu berlian. Foto/Net--

Radarlambar.bacakoran.co- Pemanasan global yang semakin meningkat memicu kekhawatiran di kalangan ilmuwan, yang kini berupaya mencari solusi efektif untuk menetralkan dampak perubahan iklim.

Salah satu usulan yang muncul adalah penggunaan debu berlian untuk mendinginkan suhu Bumi. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters menyoroti potensi debu berlian sebagai cara untuk meredakan pemanasan global yang semakin meluas.

Studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari ETH Zurich ini mengusulkan agar debu berlian disemprotkan ke atmosfer sebagai solusi geoengineering untuk mengurangi suhu planet ini.

Penelitian ini menggunakan model iklim 3D untuk menganalisis dampak aerosol terhadap lingkungan dalam upaya mengurangi panas global selama lebih dari empat dekade.

Dalam penelitiannya, tim ilmuwan mengevaluasi beberapa bahan yang bisa digunakan untuk mengurangi pemanasan global, seperti sulfur dioksida dan debu berlian.

Hasilnya menunjukkan bahwa debu berlian memiliki efisiensi yang luar biasa dalam memantulkan sinar matahari dan panas, lebih unggul dibandingkan aerosol lainnya yang telah diuji. Debu berlian juga terbukti bertahan lebih lama di atmosfer tanpa menggumpal, yang sangat penting untuk mempertahankan efek pendinginan.

Para ilmuwan memprediksi bahwa dengan menyemprotkan sekitar 5 juta ton debu berlian setiap tahun, suhu Bumi dapat diturunkan hingga 1,6° Celcius dalam jangka waktu 45 tahun.

Berbeda dengan sulfur dioksida yang dapat menyebabkan hujan asam dan merusak lapisan ozon, debu berlian tidak berbahaya secara kimiawi dan tidak menimbulkan dampak merugikan bagi lingkungan.

Namun, meskipun prospeknya menjanjikan, penerapan metode ini tentu tidak murah. Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini diperkirakan mencapai sekitar 200 triliun dolar AS, angka yang sangat besar jika dibandingkan dengan penggunaan sulfur dioksida.

Meskipun aerosol sulfur telah digunakan dalam eksperimen sebelumnya, seperti yang terjadi akibat letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991, dampak negatif dari sulfur, termasuk hujan asam dan kerusakan lapisan ozon, mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif yang lebih aman.

Debu berlian kini dianggap sebagai salah satu solusi yang lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi dampak negatif geoengineering.

Penelitian ini memberikan harapan baru dalam usaha melawan pemanasan global, meskipun tantangan biaya dan implementasi besar tetap menjadi hambatan utama.

Kedepan, lebih banyak penelitian dan uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan debu berlian dapat menjadi langkah yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi perubahan iklim.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan