Ayo Belajar dari K.H Ahmad Dahlan.. Manusia Wajib Muliakan Orang Miskin
K.H Ahmad Dahlan. Foto Dok/Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Muhammad Darwis, yang lebih dikenal dengan nama Ahmad Dahlan, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
Lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta, ia bukan hanya seorang ulama besar, tetapi juga seorang pedagang batik yang mengajarkan pentingnya mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Keterlibatannya dalam perdagangan batik tidak hanya untuk menafkahi keluarga, tetapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran Islam yang lebih aplikatif.
Setelah menimba ilmu agama dari ayahnya, yang merupakan khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, Ahmad Dahlan berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk mendalami lebih dalam lagi tentang agama Islam.
Sekembalinya ke Indonesia, ia tidak hanya mengajar agama, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan nyata, khususnya dalam usaha pemberdayaan umat melalui Muhammadiyah, organisasi yang didirikannya pada 1912.
Ahmad Dahlan meyakini bahwa ilmu agama tidak hanya untuk dipahami sebagai teori, tetapi harus diimplementasikan dalam tindakan nyata. Salah satu contoh praktik pengajaran yang dikenalkan oleh Dahlan adalah tentang surat Al-Ma'un. Surat ini mengajarkan tentang pentingnya menolong orang miskin dan anak yatim, dan bagi Dahlan, pemahaman agama yang sejati adalah yang diikuti dengan amal perbuatan.
Para murid Muhammadiyah yang merasa jenuh karena hanya diajarkan surat Al-Ma'un setiap hari, akhirnya bertanya kepada gurunya mengapa surat ini terus-menerus diajarkan. Dahlan menjawab dengan tegas, "Kalian sudah hafal surat Al-Ma'un, tapi bukan itu yang saya maksud. Amalkan! Diamalkan, artinya dipraktekkan, dikerjakan! Rupanya, saudara-saudara belum mengamalkannya."
Untuk mengajarkan makna praktik itu, Dahlan meminta para murid untuk berkeliling mencari orang miskin dan kemudian memandikan, memberi mereka pakaian baru, makanan, minuman, serta tempat tidur yang layak. Tujuan dari semua ini adalah untuk memuliakan kaum miskin dan mengurangi ketimpangan sosial yang ada di masyarakat.
Muhammadiyah, yang awalnya hanya sebuah organisasi keagamaan, kemudian berkembang menjadi lembaga yang berfokus pada pemberdayaan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Berdasarkan ajaran Ahmad Dahlan yang menekankan pada amal dan pengabdian, Muhammadiyah tetap eksis hingga sekarang dengan semangat "hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah," yang menandakan bahwa tujuan utama organisasi ini ialah pengabdian pada umat dan bukan keuntungan pribadi.
Ahmad Dahlan sendiri tetap berprofesi sebagai pedagang batik sepanjang hidupnya. Setelah wafatnya, ajaran-ajaran beliau tetap hidup dalam tindakan nyata para pengikutnya yang terus mempraktikkan nilai-nilai Islam yang mengutamakan kesejahteraan sosial.(*)