Kiprah Aiptu Agus Riyanto: Membuka Jalan Pendidikan bagi Anak-anak Pemulung

Aiptu Agus Riyanto anggota Bhabinkamtibmas di Polsek Kembangan. Foto Humas Polda Lampung--

Radarlambar.bacakoranco -Aiptu Agus Riyanto, anggota Bhabinkamtibmas di Polsek Kembangan, Jakarta Barat, telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menciptakan perubahan sosial di masyarakat, terutama untuk anak-anak dari keluarga pemulung. Melalui pendirian Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Maju Bersama, Agus memberikan kesempatan pendidikan gratis kepada anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sekolah formal.

Latar Belakang dan Inisiatif
Sejak bergabung dengan kepolisian pada tahun 1998, Aiptu Agus telah banyak berinteraksi dengan masyarakat sebagai Bhabinkamtibmas. Saat bertugas di kawasan Srengseng, Kembangan, Agus mulai menyadari bahwa banyak anak-anak yang tidak bersekolah karena terpaksa membantu orang tua mereka mengumpulkan barang bekas untuk dijual. Keprihatinannya terhadap anak-anak yang tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah mendorongnya untuk bertindak. Pada awalnya, ia mulai mengumpulkan anak-anak yang tidak bersekolah dan memberikan mereka pembelajaran sederhana di sebuah gubuk kosong.

Dari sini, Agus akhirnya mengambil langkah lebih besar dengan mendirikan TPA Maju Bersama pada 2021. Tujuan utama dari pendirian sekolah ini adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga pemulung yang sering kali terlupakan oleh sistem pendidikan formal.

Sekolah Gratis untuk Anak Pemulung
TPA Maju Bersama dibangun untuk memberikan pendidikan tanpa biaya kepada anak-anak dari keluarga pemulung di kawasan Srengseng. Sekolah ini terbuka bagi anak-anak yang berusia antara 4 hingga 13 tahun dan menawarkan berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). PKBM ini juga menyasar anak-anak yang telah putus sekolah atau yang tidak bisa melanjutkan pendidikan formal. Saat ini, sekitar 80 anak terdaftar di TPA ini dan mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan.

Pembiayaan dan Operasional
Walaupun pendidikan di TPA Maju Bersama diberikan secara gratis, operasional sekolah ini sebagian besar bergantung pada dukungan masyarakat dan relawan. Salah satu cara yang digunakan untuk mendanai sekolah adalah dengan memanfaatkan sampah yang ada di sekitar kawasan tersebut. Agus meminta anak-anak yang bersekolah di TPA untuk mengumpulkan botol bekas setiap dua minggu. Hasil penjualan botol bekas ini kemudian digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah.

Agus juga menjelaskan bahwa meskipun sekolah terletak di lingkungan yang dipenuhi sampah, mereka berupaya untuk memanfaatkannya secara maksimal. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menjaga kelangsungan operasional sekolah, tetapi juga memberikan contoh kepada anak-anak tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.

Selain itu, para guru yang mengajar di TPA Maju Bersama adalah relawan yang berkomitmen penuh untuk mengajar tanpa imbalan gaji tetap. Mereka memberikan pengajaran dengan sepenuh hati, memastikan suasana belajar yang mendukung bagi anak-anak yang membutuhkan.

Dukungan Masyarakat dan Relawan
Sebagian besar keberlanjutan operasional TPA Maju Bersama bergantung pada swadaya masyarakat dan dukungan para relawan. Agus bekerja sama dengan warga sekitar yang peduli dengan pendidikan anak-anak di lingkungan tersebut. Masyarakat memberikan bantuan dalam bentuk material, tenaga sukarela, maupun donasi yang membantu memfasilitasi kegiatan pendidikan di sekolah ini.

“Untuk operasional swadaya kita bersama, kita dengan elemen masyarakat sekeliling yang memang mendukung kegiatan kita,” tambah Agus. Ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara aparat, masyarakat, dan relawan dapat menciptakan perubahan positif yang nyata.

Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Dengan adanya TPA Maju Bersama, banyak anak-anak yang sebelumnya tidak mendapatkan pendidikan kini memiliki kesempatan untuk belajar dan bahkan meraih ijazah. Agus berharap bahwa dengan pendidikan yang mereka terima, anak-anak ini dapat memiliki peluang yang lebih baik di masa depan, baik dalam mendapatkan pekerjaan yang layak maupun untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Meskipun Aiptu Agus memiliki tugas yang padat sebagai anggota Polsek Kembangan, ia tetap menyempatkan waktu untuk mengajar di TPA, memberikan motivasi dan ilmu kepada para siswa. Tindakan ini menunjukkan bahwa meskipun ia memiliki peran resmi sebagai aparat, Agus tetap berkomitmen penuh pada perubahan sosial di masyarakat.

Menjadi Inspirasi bagi Perubahan Sosial
Inisiatif Aiptu Agus Riyanto menunjukkan bahwa seorang aparat kepolisian dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi masalah sosial yang kompleks seperti pendidikan untuk anak-anak dari keluarga pemulung. Dengan tekad yang kuat dan niat baik, Agus membuktikan bahwa perubahan positif bisa terwujud meskipun berasal dari kondisi yang sulit dan penuh tantangan. Kiprah Agus ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa usaha kecil yang dilakukan dengan hati tulus dapat membawa dampak besar bagi kehidupan orang lain, terutama bagi anak-anak yang terpinggirkan dalam akses pendidikan formal. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan