Ekonomi Indonesia Diprediksi Pulih dan Kembali Seperti Sebelum Pandemi
KOTA - Jakarta. Foto : Finance--
Radarlambar.bacakoran.co – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramalkan akan kembali seperti masa sebelum pandemi COVID-19. Bahkan, Indonesia diprediksi menjadi satu-satunya negara di Asia Timur dan Pasifik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2024 dan 2025.
Keyakinan terhadap pemulihan ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk laporan dari East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) edisi kelima. Laporan tersebut mengusung tema "Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia" dan menunjukkan adanya peningkatan indeks kompetitif digital Indonesia dari 37,8 pada 2023 menjadi 38,1 pada 2024. Peningkatan ini mencerminkan upaya berbagai provinsi dalam mempercepat transformasi digital untuk mendukung ekonomi digital yang semakin kuat.
Peran Transformasi Digital dan Dukungan Kebijakan
Head of Corporate Communications East Ventures Pheseline Felim mengatakan jika perusahaan terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Salah satu langkah nyata adalah kemitraan dengan Praja Mangkunegaran sebagai mitra digital resmi. Melalui kolaborasi ini, berbagai program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diluncurkan untuk memacu perubahan sosial dan ekonomi.
Dengan masa jabatan presiden baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, harapan terhadap stabilitas ekonomi semakin besar. Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam waktu 2–3 tahun ke depan melalui kebijakan yang terfokus pada kesejahteraan masyarakat dan kesetaraan ekonomi.
Potensi Sektor Unggulan di Tahun 2025
East Ventures memproyeksikan bahwa beberapa sektor akan menjadi fokus utama pada tahun 2025, seperti startup berbasis kecerdasan buatan (AI), inovasi di bidang kesehatan, teknologi iklim, dan teknologi konsumen. Hal ini didukung oleh prediksi pertumbuhan ekonomi global yang akan mencapai rata-rata 3,1% dalam lima tahun ke depan, dengan kemajuan teknologi sebagai pendorong utama.
Di kawasan Asia Tenggara, peningkatan konsumsi belanja, perbaikan iklim investasi, dan pemulihan sektor pariwisata menjadi sinyal positif untuk pertumbuhan ekonomi regional. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September 2024 juga memberikan dampak positif bagi konsumen dan dunia usaha.
Dalam laporan e-Conomy SEA 2024, nilai transaksi bruto (GMV) dan pendapatan di kawasan Asia Tenggara tumbuh secara konsisten dengan angka dua digit sepanjang tahun lalu. Hal ini tercermin dalam ekosistem East Ventures, di mana banyak perusahaan portofolio telah mencapai profitabilitas.
Pendapatan perusahaan tahap lanjutan di portofolio East Ventures dilaporkan meningkat sebesar 40% dari tahun ke tahun (YoY), hampir tiga kali lipat dibandingkan rata-rata pertumbuhan di Asia Tenggara.
Sebanyak 70% perusahaan tahap lanjutan telah mencapai profitabilitas, sementara lebih dari 80% menunjukkan peningkatan margin EBITDA. Perusahaan seperti Sociolla, Traveloka, Fore Coffee, dan Ruangguru menjadi contoh startup yang berhasil menunjukkan stabilitas keuangan dan fundamental bisnis yang kuat.
Dukungan Teknologi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
East Ventures menegaskan komitmennya untuk mendukung ekonomi digital di Asia Tenggara melalui strategi inovatif yang mendorong pengembangan potensi ekonomi regional.
Dengan meningkatnya profitabilitas dan efisiensi perusahaan, Indonesia diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus memanfaatkan teknologi sebagai katalis utama perubahan sosial dan ekonomi.
Pemulihan ekonomi yang signifikan ini tidak hanya membawa harapan baru bagi dunia usaha, tetapi juga menjadi langkah penting menuju kemandirian digital dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. (*)