267 Kasus DBD Ditemukan di Pesisir Barat Selama 2024
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat. foto dok--
PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencatat, selama thaun 2024, jumlah kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Pesbar mencapai.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Lisma Yunita, S. St., mendampingi Kadiskes Pesbar, Wike Wijayanti, S. St, M.M., mengatakan, berdasarkan data kasus DBD yang berhasil di himpun selama tahun 2024 dari seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit, mencapai 267 kasus.
“Hingga akhir Desember 2024, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pesbar cukup tinggi bahkan setiap bulannya pasti ada kasus DBD yang terjadi, bahkan hingga mencapai 267 kasus yang tersebar disebagian besar kecamatan,” kata dia.
Dijelaskannya, dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 264 pasien dinyatakan sehat dan tiga orang lainnya meninggal dunia. Adanya pasien meninggal dunia itu terjadi pada Januari satu orang dan Februari dua orang.
“Meski kasus DBD di Kabupaten Pesbar meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, namun secara keseluruhan semua pasien yang mendapat perawatan di Puskesmas atau rumah sakit dinyatakan sehat, meski ada tiga orang yang meninggal dunia,” jelasnya.
Menurutnya, dalam menekan jumlah kasus DBD itu, sejumlah upaya dilakukan, akan tetapi hingga kini serangan nyamuk tersebut masih terjadi, karena itu perlu peran serta masyarakat dalma menjaga kebersihan lingkungan.
“Dalam melakukan pencegahan penularan penyakit DBD itu perlu adanya kerjasama seluruh lapisan masyarakat, salah satunya dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan tidak memberikan kesempatan kepada nyamuk penular DBD untuk berkembang biak,” terangnya.
Ditambahkannya, bagi masyarakat yang mengalami demam tinggi dan memiliki ciri-ciri DBD agar segera memeriksakan kesehatan di Puskesmas terdekat. Sebab jika terlambat bisa berisiko fatal bagi si penderita, mengingat fase kritis demam berdarah ini terjadi di hari keempat hingga keenam.
“Kalau terjadi sakit demam tinggi segera periksa kesehatan di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat, jangan sampai terlambat, karena sangat berisiko,” pungkasnya. *