Selama Tahun 2024, 655 Kasus DBD Terjadi Lampung Barat

Ilustrasi Demam Berdarah-----

BALIKBUKIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Barat mencatat selama tahun 2024, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten setempat mencapai 655 kasus.

“Selama tahun 2024 jumlah kasus DBD di Lampung Barat mencapai 655 kasus. Jumlah kasus tersebut mengalami kenaikan yang signifikan  dibanding tahun 2023 yang hanya 69 kasus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., Senin (13/1/2025).

Dijelaskannya, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan, ke 655 kasus DBD itu rinciannya 60 kasus terjadi pada bulan Januari, 44 kasus terjadi di bulan Februari sedangkan 70 kasus terjadi di bulan Maret. 

Kemudian 90 kasus terjadi di bulan April, 20 kasus di bulan Mei, 148 kasus terjadi di bulan Juni, 37 kasus di bulan Juli, 37 kasus terjadi di bulan Agustus, 40 kasus terjadi di bulan September, Oktober sebanyak 33 kasus, November 31 kasus sedangkan Desember sebanyak 17 kasus.

”Sebanyak 655 kasus DBD tersebut tersebar di 14 kecamatan, dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Balikbukit sebanyak 167 kasus dan Kecamatan Sukau 110 kasus,” tegas dia seraya menambahkan, untuk Kecamatan Airhitam tidak ada kasus DBD.

Menurut dia, pada tahun 2024, jumlah kasus DBD di Kabupaten Lampung Barat mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 655 kasus. Lonjakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi lingkungan, perilaku masyarakat, maupun cuaca yang mendukung perkembangan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor utama penyebaran DBD.

Masih kata dia, curah hujan yang tinggi dan berlangsung secara tidak teratur menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Ditambah dengan suhu yang hangat, siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat, sehingga populasi nyamuk meningkat drastis.

Beberapa wilayah di Lampung Barat masih memiliki masalah dalam pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan. Tumpukan sampah dan wadah yang tidak terkelola dengan baik seringkali menampung air hujan, yang kemudian menjadi sarang nyamuk.

Lanjut dia, meskipun program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) telah dicanangkan, masih banyak masyarakat yang kurang aktif dalam melakukan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur wadah air). Ketidakdisiplinan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari gigitan nyamuk turut berkontribusi pada meningkatnya kasus DBD.

”Beberapa wilayah di Lampung Barat, kondisi ini mempermudah penyebaran virus DBD dari satu individu ke individu lainnya melalui gigitan nyamuk,” imbuh Wawan---sapaan Widyatmoko.

Melihat kondisi ini, lanjut Wawan, diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Peningkatan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, penguatan program PSN, serta langkah cepat dalam pengobatan pasien DBD diharapkan dapat menekan angka kasus di Kabupaten Lampung Barat.

”Terkait dengan meningkatnya kasus DBD di wilayah kita, kami mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan,” kata dia

Ia mengungkapkan, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang berkembang biak di genangan air. Oleh karena itu, mari bersama-sama melakukan langkah 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan drum minimal seminggu sekali. Lalu menutup rapat tempat penampungan air, serta  mendaur ulang atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng, botol, dan ban bekas. Plus langkah tambahan seperti memakai obat nyamuk atau lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender atau sereh, serta memasang kelambu di tempat tidur terutama untuk anak-anak, serta Menghindari menggantung pakaian di dalam ruangan.

Kata dia, jika masyarakat atau anggota keluarga mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri di belakang mata, mual, atau muncul bintik merah di kulit, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. “Mari kita bersama-sama mencegah penyebaran DBD di lingkungan kita. Kesehatan keluarga dan masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkas dia.  *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan