Momen Pertukaran Sandera dan Tahanan Dimulai Usai Dimulainya Gencatan Senjata Hamas-Israel
Momen pertukaran sandera Hamas dan Israel. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Pada Minggu, 19 Januari 2025, tiga sandera asal Israel berhasil dibebaskan oleh kelompok Hamas setelah disepakatinya gencatan senjata antara kedua belah pihak. Penyerahan sandera tersebut berlangsung dengan bantuan Palang Merah yang memindahkan ketiganya dari Gaza ke wilayah Israel. Ketiga sandera yang dipulangkan tersebut terlihat dalam kondisi sehat, bahkan mereka tersenyum dan memberikan salam kepada pasukan Hamas sebelum menuju lokasi yang lebih aman.
Proses pemulangan sandera ini adalah bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang melibatkan pertukaran sandera dan tahanan. Sheba Medical Center mengonfirmasi bahwa kondisi ketiga sandera tersebut baik-baik saja. Dalam sebuah rekaman yang beredar, mereka terlihat memeluk keluarga mereka dengan penuh haru. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut mereka dengan penuh antusias, menyatakan, “Seluruh bangsa menyambut Anda.”
Di sisi lain, pada Senin, 20 Januari 2025, sekitar 90 tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Keluarga para tahanan menyambut kedatangan mereka dengan penuh suka cita di kota Ramallah, Tepi Barat. Mereka mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan dan solidaritas. Para tahanan yang dibebaskan mayoritas berasal dari Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang berada di bawah pendudukan Israel, dengan yang termuda berusia 15 tahun.
Pertukaran sandera dan tahanan ini menandai dimulainya gencatan senjata yang telah dirundingkan selama berbulan-bulan. Pemerintahan Presiden Joe Biden, bersama dengan Qatar, Mesir, dan dukungan terbaru dari Presiden terpilih Donald Trump, berperan dalam memediasi kesepakatan ini. Gencatan senjata ini direncanakan berlangsung selama enam minggu, dengan tujuan utama untuk membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan. Setiap sandera Israel yang dibebaskan diimbangi dengan pembebasan 30 tahanan Palestina.
Kesepakatan ini memberikan harapan baru bagi tercapainya perdamaian antara kedua pihak, meskipun tantangan besar masih ada. Namun, langkah ini merupakan awal yang penting dalam meredakan ketegangan dan memberikan kesempatan bagi keluarga-keluarga yang selama ini terpisah oleh konflik. (*)