Empat Perusahaan Besar yang Mengalami Kebangkrutan di Indonesia

Reporter: Lusiana Purba |

Editor: Edi Prasetya |

Selasa , 28 Jan 2025 - 14:01

Empat Perusahaan Besar di Indonesia Bangkrut. - Foto Freepik--

Faktor Utama Penyebab Kebangkrutan Perusahaan

Beberapa faktor umum yang menyebabkan perusahaan besar maupun kecil mengalami kebangkrutan meliputi:

1. Beban Utang yang Tinggi

Terlilit utang dengan bunga besar sering kali menjadi salah satu penyebab utama kebangkrutan perusahaan. Ketidakmampuan melunasi utang menghambat perusahaan dalam mencapai keuntungan.

2. Manajemen yang Buruk

Manajemen yang tidak kompeten, terutama dalam mengelola keuangan, operasional, atau sumber daya manusia, dapat memicu kerugian besar yang berdampak pada kelangsungan perusahaan.

3. Penurunan Angka Penjualan

Turunnya angka penjualan akibat kurangnya inovasi, promosi yang tidak efektif, atau persaingan yang ketat dapat menghambat pertumbuhan laba dan menyebabkan kebangkrutan.

4. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil

Faktor eksternal, seperti krisis ekonomi global, dapat memperburuk situasi bisnis. Ketika daya beli masyarakat menurun, banyak perusahaan yang akhirnya tidak mampu bertahan.

Keempat perusahaan di atas adalah contoh nyata betapa pentingnya strategi dan inovasi dalam menjaga kelangsungan bisnis. Dengan memahami faktor-faktor penyebab kebangkrutan, perusahaan dapat mengambil langkah pencegahan untuk tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat. (*)

empat perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan di indonesia                            radarlanbar.bacakoran.co - mengelola bisnis memerlukan perencanaan yang matang dan strategi yang baik. tanpa hal tersebut, bahkan perusahaan besar sekalipun bisa menghadapi kebangkrutan. di indonesia, sejumlah perusahaan besar yang pernah berjaya akhirnya harus menghentikan operasinya akibat berbagai kendala.
berikut ini adalah empat perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan beserta penyebabnya:
1. pt sariwangi agricultural estate agency (saea)
pt sariwangi agricultural estate agency dikenal sebagai produsen teh celup yang ikonik sejak tahun 1973. namun, pada tahun 2018, perusahaan ini dinyatakan pailit karena gagal membayar cicilan utang kepada bank icbc indonesia. total utang yang tercatat mencapai sekitar rp 316 miliar.
unilever, yang menjadi pemegang merek dagang sariwangi sejak 1989, hanya membeli hak atas merek tersebut, bukan perusahaannya. akibatnya, meskipun merek teh sariwangi masih ada, perusahaan aslinya tidak mampu bertahan.
2. nyonya meneer
perusahaan jamu tradisional ini sempat menjadi salah satu merek paling dikenal di indonesia. sayangnya, pada tahun 2017, nyonya meneer dinyatakan bangkrut oleh pengadilan negeri semarang.
beberapa faktor yang berkontribusi pada kebangkrutannya antara lain konflik internal dalam keluarga pemilik, beban utang yang tinggi, serta kurangnya inovasi dalam produk yang ditawarkan. ketidakmampuan untuk memenuhi perjanjian utang dengan kreditur juga memperparah situasi.
3. 7-eleven (sevel)
pada era 2010-an, 7-eleven menjadi tempat favorit anak muda di jakarta, terutama dengan produk ikonik seperti slurpee. namun, gerai convenience store ini terpaksa menutup operasinya pada tahun 2017.
alasan utama kebangkrutan 7-eleven di indonesia adalah tingginya biaya operasional yang tidak sebanding dengan pendapatan. selain itu, persaingan dengan minimarket lain yang lebih mapan juga turut memengaruhi keputusan perusahaan untuk menghentikan aktivitasnya di tanah air.
4. kodak
sebagai salah satu pelopor di industri fotografi sejak tahun 1892, kodak pernah mendominasi pasar global. namun, perusahaan ini tidak mampu bersaing dengan kemajuan teknologi digital yang berkembang pesat.
kodak secara resmi dinyatakan bangkrut pada tahun 2012. salah satu penyebab utamanya adalah ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pasar yang beralih ke perangkat digital.
faktor utama penyebab kebangkrutan perusahaan
beberapa faktor umum yang menyebabkan perusahaan besar maupun kecil mengalami kebangkrutan meliputi:
1. beban utang yang tinggi
terlilit utang dengan bunga besar sering kali menjadi salah satu penyebab utama kebangkrutan perusahaan. ketidakmampuan melunasi utang menghambat perusahaan dalam mencapai keuntungan.
2. manajemen yang buruk
manajemen yang tidak kompeten, terutama dalam mengelola keuangan, operasional, atau sumber daya manusia, dapat memicu kerugian besar yang berdampak pada kelangsungan perusahaan.
3. penurunan angka penjualan
turunnya angka penjualan akibat kurangnya inovasi, promosi yang tidak efektif, atau persaingan yang ketat dapat menghambat pertumbuhan laba dan menyebabkan kebangkrutan.
4. kondisi ekonomi yang tidak stabil
faktor eksternal, seperti krisis ekonomi global, dapat memperburuk situasi bisnis. ketika daya beli masyarakat menurun, banyak perusahaan yang akhirnya tidak mampu bertahan.
keempat perusahaan di atas adalah contoh nyata betapa pentingnya strategi dan inovasi dalam menjaga kelangsungan bisnis. dengan memahami faktor-faktor penyebab kebangkrutan, perusahaan dapat mengambil langkah pencegahan untuk tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Sabtu, 1 Februari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan