Jepang Dilanda Krisis Populasi, Pakar Prediksi Kepunahan Jika Tren Berlanjut

ILUSTRASI: Beberapa desa di Jepang menjadi semakin sepi dan bahkan ada yang tidak lagi berpenghuni-freepik.com-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Jepang, salah satu negara maju dengan ekonomi terbesar di dunia, kini dihadapkan pada ancaman serius akibat menurunnya angka kelahiran yang semakin tajam. 

Krisis populasi yang sedang berlangsung ini jika dibiarkan terus berlanjut berpotensi membawa dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup negara tersebut. 

Beberapa pakar menyebutkan bahwa Jepang, pada akhirnya, bisa menghadapi ancaman kepunahan jika tidak ada langkah signifikan untuk mengatasi masalah ini.

Salah satu pakar terkemuka yang menyuarakan kekhawatiran ini adalah Hiroshida Yoshida, seorang profesor dari Research Center for Aged Economy and Society di Universitas Tohoku. 

Yoshida telah melakukan penelitian tentang masalah penurunan jumlah kelahiran di Jepang sejak tahun 2012 dan mengungkapkan perkiraan yang sangat mencemaskan. 

Berdasarkan analisisnya, ia memprediksi bahwa pada 5 Januari 2720, Jepang hanya akan memiliki satu anak di bawah usia 14 tahun. 

Proyeksi ini didasarkan pada model simulasi yang menghitung tingkat penurunan populasi anak-anak di negara tersebut setiap tahunnya.

Yoshida menjelaskan bahwa untuk mencapai prediksi tersebut, ia menggunakan data yang dibandingkan setiap bulan April, melihat perbedaan jumlah kelahiran dari tahun ke tahun. 

Hasilnya, ia memperkirakan bahwa pada April 2024, jumlah anak yang lahir di Jepang akan turun sekitar 2,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meskipun perhitungan ini tidak bisa dipastikan dengan 100 persen akurasi, namun proyeksi tersebut memberikan gambaran jelas mengenai betapa cepatnya penurunan jumlah penduduk muda di Jepang.

Hal ini semakin memperburuk kondisi mengingat pada tahun 2023, angka kelahiran di Jepang tercatat pada level terendah sepanjang sejarah, yakni hanya sekitar 1,20 anak per wanita. 

Angka kelahiran yang begitu rendah jauh di bawah angka pengganti generasi, yang seharusnya berada di angka 2,1 anak per wanita agar suatu negara dapat mempertahankan stabilitas jumlah penduduknya.

Beberapa faktor utama yang diyakini menjadi penyebab utama menurunnya angka kelahiran di Jepang adalah perubahan dalam pola sosial dan ekonomi. 

Salah satunya adalah penurunan angka pernikahan. Banyak pasangan muda di Jepang yang lebih memilih untuk tidak menikah atau menunda pernikahan, karena berbagai tekanan sosial dan ekonomi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan