Makna dan Sejarah Cap Go Meh: Tradisi Malam ke-15 Setelah Tahun Baru Imlek

Cap Go Meh diperingati pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek-freepik.com-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan penting dalam budaya Tionghoa yang selalu diperingati pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. 

Perayaan ini bertepatan dengan bulan purnama pertama dalam kalender Lunar dan menandai berakhirnya rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.

Dalam kalender Masehi, Cap Go Meh biasanya jatuh antara awal Februari hingga awal Maret. Pada tahun 2025, perayaan ini berlangsung pada Rabu, 12 Februari. 

Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai atraksi budaya, seperti parade barongsai, pertunjukan seni, hingga pelepasan lampion yang melambangkan harapan dan keberuntungan.

 

Asal-usul Nama dan Makna Cap Go Meh

Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien, yang mana Cap Go berarti lima belas dan Meh berarti malam. Oleh karena itu, Cap Go Meh secara harfiah berarti "Malam ke-15".

Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, malam ini menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga, berdoa kepada leluhur, serta memohon keberkahan untuk masa depan. 

Dalam ajaran Konghucu, perayaan ini juga memiliki nilai spiritual sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan dan leluhur.

Secara internasional, Cap Go Meh dikenal sebagai Festival Lentera atau Lantern Festival, sedangkan di Tiongkok disebut Yuánxiāojié atau Shàngyuánjié.

 

Sejarah dan Legenda Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh diperkirakan sudah ada sejak zaman Dinasti Han (206 SM – 220 M). Pada masa itu, para biksu Buddha menyalakan lentera pada malam ke-15 Tahun Baru Imlek sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha. 

Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai negara Asia dan berkembang menjadi perayaan yang lebih luas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan