Investigasi Selesai, Kebakaran Smelter Freeport Dinyatakan Force Majeure

Perkembangan terbaru penanganan kebakaran di Smelter PT Freeport Indonesia. Foto PT Freeport Indonesia--
Radarlambar.bacakoran.co- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan investigasi terkait kebakaran yang terjadi di fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI).
Hasil investigasi menunjukkan bahwa kebakaran tersebut bukan akibat kesengajaan dan dinyatakan sebagai force majeure atau keadaan kahar.
Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, jika kebakaran tersebut disebabkan oleh unsur kesengajaan, asuransi tidak akan cair. Oleh karena itu, pihaknya memastikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut.
Meskipun investigasi telah selesai, pemerintah belum memberikan izin ekspor konsentrat tembaga milik PTFI, yang masa berlakunya berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, pemerintah menunjukkan dukungannya terhadap izin ekspor dengan beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh perusahaan.
Akibat kebakaran, kegiatan produksi di tambang PTFI mengalami penurunan hingga 40%, dengan stok konsentrat tembaga milik perusahaan yang saat ini menumpuk. Pemerintah juga mempertimbangkan faktor lain, seperti potensi dampak terhadap penerimaan negara dan daerah, sebelum memutuskan pemberian izin ekspor tersebut.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa keputusan mengenai relaksasi ekspor akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk apakah kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai keadaan kahar.
Pemerintah juga sedang melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa penghentian ekspor tidak mengganggu kegiatan pertambangan PTFI dan dampaknya terhadap ekonomi nasional.(*)