369 Tahanan Palestina Dibebaskan dalam Kesepakatan Penyanderaan dengan Israel: Apa yang Terjadi?

369 Tahanan Palestina Dibebaskan dalam Kesepakatan Penyanderaan dengan Israel. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Pada Sabtu (15/2), sebuah langkah besar dalam kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas terwujud dengan dibebaskannya 369 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Pembebasan ini merupakan bagian dari gelombang keenam dalam fase pertama kesepakatan, yang juga mencakup pembebasan sandera Israel seperti Sagui Dekel Chen, Alexander Sasha Troufanov, dan Iair Horn.
Di antara para tahanan yang dibebaskan, sejumlah tokoh pejuang Palestina yang selama ini menjalani hukuman berat, termasuk 36 orang yang dihukum seumur hidup, juga turut dibebaskan. Kesepakatan ini mencatatkan sebuah momen penting dalam proses yang lebih besar, yang sudah berjalan sejak awal Januari.
Namun, tidak semua pihak melihat pembebasan ini dengan positif. Tahanan yang baru dibebaskan oleh Dinas Penjara Israel (IPS) diberikan kaus bertuliskan "Kami tidak akan melupakan atau memaafkan", lengkap dengan simbol Bintang Daud. Keputusan ini langsung menuai kritik keras, termasuk dari Hamas yang menilai kaus tersebut sebagai "slogan rasis". Mereka menyebut perlakuan terhadap para tahanan Palestina sebagai bentuk kekejaman yang melanggar hukum internasional.
Beberapa di antara mereka yang dibebaskan memiliki latar belakang yang tak bisa dianggap remeh. Salah satunya adalah Ahmed Barghouti, sepupu dari tokoh terkenal Marwan Barghouti. Ahmed dijatuhi 13 hukuman seumur hidup karena keterlibatannya dalam serangkaian serangan yang menewaskan 12 warga Israel. Selain Barghouti, ada juga Fatah Mazen al-Qadi, yang dihukum atas perannya dalam serangan teror di Tel Aviv pada 2002, dan sejumlah pejuang Hamas lainnya yang terlibat dalam serangan-serangan mematikan di Israel, seperti Nael Obeid dan Muhammad Mezlah.
Pembebasan ini juga turut mempengaruhi dinamika hubungan antara Israel dan Palestina, dengan Hamas yang terus menuntut agar perlakuan terhadap tahanan Palestina lebih manusiawi. Sementara itu, pihak Israel menyambutnya sebagai sebuah bagian dari kesepakatan yang harus dipatuhi dalam proses perdamaian yang terus bergulir.
Pertukaran tahanan dan sandera ini menjadi salah satu momen penting dalam serangkaian peristiwa besar yang membawa harapan bagi masa depan hubungan kedua belah pihak, meskipun penuh dengan kontroversi dan ketegangan yang tak mudah diselesaikan.(*)