Pernyataan Wamenaker Soal #KaburAjaDulu Memicu Kritikan, Dinilai Tidak Berempati

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer yang merespons tagar #KaburAjaDulu memicu reaksi negatif dari sejumlah pihak, terutama terkait dengan ketidakpedulian yang ditunjukkan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang mencari peluang di luar negeri. Dalam pernyataannya, Noel menyarankan agar WNI yang berniat bekerja di luar negeri tidak perlu kembali lagi ke Indonesia, sebuah pernyataan yang dianggap tidak berempati oleh banyak pihak.

Kritikan datang dari berbagai kalangan, termasuk dari pakar komunikasi politik yang menilai bahwa pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpedulian terhadap kondisi WNI yang memilih untuk merantau. Menurut mereka, seharusnya Wamenaker sebagai pejabat publik menunjukkan perhatian yang lebih terhadap aspirasi tenaga kerja Indonesia, yang dihadapkan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Alih-alih memberikan solusi konstruktif atau perhatian lebih terhadap kebutuhan tenaga kerja, banyak yang berpendapat bahwa pernyataan Noel justru memunculkan komunikasi negatif yang dapat memperburuk citra pemerintah. Dalam suasana politik yang penuh ketegangan, kata-kata yang terkesan kurang peka ini dapat dengan mudah menambah keresahan publik.

Selain itu, pernyataan tersebut juga dianggap tidak mencerminkan peran seorang pejabat yang seharusnya memberi perhatian lebih terhadap tantangan yang dihadapi para WNI, apalagi saat ini Kementerian Ketenagakerjaan belum mampu sepenuhnya mengatasi masalah pengangguran dan kekurangan lapangan kerja di dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menanggapi isu ini dengan lebih bijak, dengan menyebutkan bahwa tagar #KaburAjaDulu merupakan tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan yang layak bagi warga negara Indonesia. Ia menekankan pentingnya fokus pada pengembangan kesempatan kerja yang dapat menanggapi aspirasi masyarakat untuk pekerjaan yang lebih baik, di dalam negeri.

Namun demikian, ketidakpedulian terhadap respons masyarakat yang muncul dari pernyataan seperti ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang empatik dan solutif dari para pejabat publik. Sebagai pemimpin, mereka diharapkan tidak hanya memberikan tanggapan yang cepat, tetapi juga memberikan perhatian terhadap kondisi dan harapan rakyat.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan