Untuk Stabilisasi Pangan, Impor Gula, Daging Sapi, Daging Kerbau Dilakukan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.-Foto.Cerita Kita--
Radarlambar.bacakoran.co – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa hanya tiga komoditas pangan yang akan diimpor tahun ini, yaitu gula, daging sapi, dan daging kerbau.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk menjaga stabilitas cadangan pangan nasional, terutama menjelang momen-momen penting seperti Lebaran.
Awalnya, pemerintah tidak berencana melakukan impor pangan pada tahun ini. Namun, dalam perkembangannya, kebutuhan untuk menjaga stok gula mentah (raw sugar) membuat keputusan ini harus diambil.
Pemerintah menetapkan kuota impor gula sebanyak 200 ribu ton, yang nantinya akan masuk ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan untuk digiling dan disimpan sebagai cadangan.
Sementara itu, stok gula kristal putih yang saat ini tersedia akan segera digelontorkan ke pasar guna memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran.
Selain gula, pemerintah juga telah menyetujui impor daging sapi dan daging kerbau. Hal ini dilakukan karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan.
Saat ini, produksi daging sapi dalam negeri hanya mampu mencukupi sekitar 60% kebutuhan, sehingga impor menjadi solusi untuk menutup kekurangan tersebut.
Dalam alokasi impor, pemerintah telah menetapkan kuota sebanyak 80 ribu ton daging sapi untuk pelaku usaha umum, serta masing-masing 100 ribu ton daging sapi dan daging kerbau yang akan dikelola oleh BUMN Pangan.
Dengan kebijakan ini, diharapkan pasokan daging tetap terjaga dan harga di pasaran tidak mengalami lonjakan yang berlebihan.
Keputusan ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Meski kebijakan impor sering kali menuai pro dan kontra, pemerintah menegaskan bahwa langkah ini dilakukan semata-mata untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah juga terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri agar ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi secara bertahap. *