Menteri ESDM Menanggapi Isu Penghapusan BBM Subsidi pada 2027

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat memberikan keterangan kepada wartawan dalam konferensi pers usai rapat pleno Baleg DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin 17 Februari 2025 lalu.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan penjelasan terkait kabar yang menyebutkan bahwa subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan dihentikan pada tahun 2027. Isu ini pertama kali disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang juga menjabat sebagai mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dirinya belum dapat memberikan komentar mendalam mengenai isu penghapusan BBM subsidi pada 2027. Bahlil menjelaskan bahwa ia baru mendengar kabar tersebut dan bahwa Kementerian ESDM saat ini masih melakukan perhitungan terkait alokasi BBM subsidi.
Bahlil di Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2025, kemarin mengaku dirinya tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut mengenai hal yang belum dia ketahui. Bahkan pihaknya kini masih melakukan perhitungan internal, dan subsidi BBM tetap ada untuk saat ini.
Menteri ESDM tersebut juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan berbagai kebijakan terkait penyaluran subsidi energi, termasuk BBM, listrik, dan elpiji, untuk memastikan subsidi yang diberikan tepat sasaran. Salah satu opsi yang tengah dibahas adalah skema "blending", yang mencampurkan subsidi dengan bantuan langsung tunai (BLT) untuk mendukung daya beli masyarakat.
Ditambahkannya, untuk saat ini, pihaknya masih melakukan perhitungan dan menyusun skema yang sesuai. Salah satu opsi yang hampir diputuskan adalah blending, di mana sebagian subsidi diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal bahwa pada 2027, subsidi BBM akan dihapuskan. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memastikan subsidi diberikan lebih tepat sasaran, yaitu kepada individu yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada barang seperti BBM. Dalam usulannya, Luhut juga mencanangkan penerapan harga BBM satu harga secara nasional, yang akan didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memantau dan mengelola distribusi subsidi dengan lebih efisien.
Walaupun hal ini baru sebatas usulan, pemerintah berjanji akan terus mengkaji berbagai skema dan formula subsidi energi yang akan diterapkan ke depannya. Seiring dengan perkembangan ini, masyarakat diminta untuk menunggu pengumuman kebijakan resmi yang akan disampaikan pemerintah dalam waktu dekat.(*)