Pengoperasian Kapal Banawa Nusantara Batal

BATAL BEROPERASI; Kapal Banawa Nusantara milik Pemkab Pesbar kini dalam kondisi rusak dan tidak bisa melayani angkutan penyeberangan menuju pulau pisang. Foto Dok--
PESISIR TENGAH - Rencana pengoperasian Kapal Motor (KM) Banawa Nusantara 68 milik Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) sebagai layanan transportasi gratis bagi masyarakat yang ingin menyeberang dari Pelabuhan Kuala Stabas ke Pulau Pisang dan sebaliknya terpaksa dibatalkan. Pembatalan itu disebabkan oleh dua faktor utama, yakni kondisi kapal yang mengalami kerusakan serta kebijakan efisiensi anggaran.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pesbar, Ariswandi, S.Sos., M.P., melalui Kabid Lalu Lintas dan Angkutan, Ronal Erwanda, S.E., mengatakan, rencana pengoperasian kapal Banawa Nusantara sebenarnya telah dirancang sejak tahun 2024 dan kembali direncanakan pada tahun 2025. Namun, akibat kondisi kapal yang mengalami kerusakan cukup parah serta keterbatasan anggaran, rencana tersebut harus dibatalkan.
“Kapal Banawa Nusantara mengalami kerusakan pada bagian mesinnya yang perlu dibongkar total,” kata dia, Rabu 26 Februari 2025.
Selain itu, lanjutnya, juga dibutuhkan perbaikan secara menyeluruh, termasuk beberapa bagian lain dari kapal, diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp500 juta. Dengan kondisi keuangan daerah yang belum memungkinkan, perbaikan kapal ini harus ditunda. Kapal tersebut sebelumnya telah menjalani perbaikan dan sempat beroperasi, namun masih terdapat beberapa bagian mesin yang perlu diperbaiki secara maksimal.
“Jika dipaksakan untuk kembali beroperasi tanpa perbaikan yang menyeluruh, dikhawatirkan akan menimbulkan risiko keselamatan bagi para penumpang,” jelasnya.
Dikatakannya, keselamatan penumpang menjadi prioritas utama. Karena itu, Pemkab melalui Dishub setempat memilih untuk menunggu kondisi anggaran daerah membaik sehingga kapal milik Pemkab Pesbar ini dapat diperbaiki dan kembali beroperasi dengan kondisi yang lebih aman. Sementara itu, terkait dengan transportasi penyeberangan terhadap masyarakat yang hendak menuju Pulau Pisang maupun sebaliknya itu hingga kini tidak ada kendala.
“Masyarakat yang hendak menyeberang ke Pulau Pisang maupun sebaliknya itu masih tetap menggunakan transportasi perahu penyeberangan milik nelayan seperti biasanya yang memang beroperasi setiap hari,” pungkasnya. *