Nagbuburit Penuh Makna, Sambut Ramadhan dengan Kebersamaan

KEPADATAN : Lalu lintas jalan di ruas jalan Kelurahan Pajarbulan pada hari pertama dan hari kedua puasa. Foto Dok--

WAYTENONG - Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi disambut dengan semangat yang tinggi oleh masyarakat Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Salah satu tradisi yang selalu dinanti adalah ngabuburit, momen menunggu waktu berbuka puasa yang dipenuhi berbagai kegiatan menyenangkan dan bermanfaat.

Semangat Ramadan begitu terasa, terutama di kawasan Pasar Minggu, yang menjadi pusat keramaian warga. Sejak hari pertama Ramadan, suasana di sekitar Pasar Minggu semakin hidup. Warga dari berbagai kalangan tumpah ruah, baik untuk berburu takjil di pasar kaget maupun sekadar menikmati sore sambil menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.

Diah, salah seorang warga setempat, menyampaikan bahwa ngabuburit bukan hanya soal mencari makanan berbuka, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat kebersamaan. "Banyak yang datang ke sini bukan hanya untuk membeli makanan, tapi juga untuk menikmati suasana. Ada yang berjalan-jalan, berbincang, dan mengisi waktu agar puasa terasa lebih ringan," ujarnya.

Kepadatan kendaraan pun menjadi pemandangan biasa di kawasan ini, mengingat lokasi Pasar Minggu yang berada di jalur nasional.

Lurah Pajarbulan, Erna Risnawati, S.E., mengakui bahwa lonjakan aktivitas masyarakat seringkali menyebabkan kemacetan. Namun, menurutnya, hal ini sudah menjadi tradisi tahunan yang diterima dengan penuh kesadaran oleh semua pihak. 

"Pasar Minggu memang menjadi titik strategis bagi masyarakat untuk berjualan selama Ramadan. Kepadatan lalu lintas di sekitar pasar ini memang meningkat, tetapi selama semua tetap menjaga ketertiban, hal ini tidak menjadi masalah besar," jelasnya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kenyamanan dan keamanan bersama, baik saat beraktivitas di jalan maupun di area jual beli. Dengan demikian, suasana Ramadan tetap khusyuk dan penuh kedamaian tanpa gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Ngabuburit di Pajarbulan bukan sekadar rutinitas, tetapi telah menjadi bagian dari identitas budaya yang menghidupkan bulan penuh berkah ini. Semangat kebersamaan yang terjalin di tengah hiruk-pikuk Ramadan menjadi bukti bahwa tradisi ini bukan hanya tentang menunggu waktu berbuka, tetapi juga tentang merajut kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai sosial dalam masyarakat. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan