Zelenskyy Menolak Minta Maaf Setelah Pertengkaran di Gedung Putih dengan Trump

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Forto REUTERS--

Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan bahwa ia tidak akan meminta maaf kepada Presiden AS, Donald Trump, setelah terjadinya pertengkaran di Gedung Putih pada Jumat lalu. Zelenskyy menyatakan bahwa pertikaian tersebut tidak membawa hasil positif bagi perdamaian Ukraina, dan ia berharap bahwa perdebatan tersebut akan segera berlalu. Ia mengungkapkan bahwa negosiasi yang dilakukan di depan umum dapat dimanfaatkan oleh musuh, meskipun ia tetap berharap hal tersebut tidak memperburuk situasi.

Zelenskyy Mengungkapkan Keengganannya untuk Berbicara tentang Pertikaian di Gedung Putih

Pemimpin Ukraina itu tidak merinci apakah dirinya merasa terpojok oleh Washington setelah dimarahi oleh Trump dan Wakil Presiden AS, JD Vance. Zelenskyy menegaskan bahwa ia akan bersedia berbicara lagi dengan Trump jika diundang untuk menyelesaikan masalah yang sesungguhnya. Namun, ketika ditanya apakah ia akan kembali ke Gedung Putih untuk mencari dukungan AS dalam mengakhiri perang dengan Rusia, Zelenskyy menjawab dengan tegas bahwa ia tidak "datang untuk mencoba" dalam kunjungannya yang terakhir.

Zelenskyy menjelaskan bahwa ia melakukan perjalanan panjang, menghabiskan waktu 12 jam di kereta api dan 11 jam di pesawat, karena Presiden AS mengundangnya. Bagi Zelenskyy, merupakan suatu kehormatan untuk berada di Gedung Putih, mengingat AS adalah salah satu mitra utama Ukraina.

Pertemuan di Washington dan Dampaknya

Zelenskyy mengungkapkan bahwa setelah pertemuan di Washington yang berakhir dengan tensi, ia tidak lagi berkomunikasi dengan Gedung Putih. Meski demikian, kesepakatan antara AS dan Ukraina untuk bersama-sama mengeksploitasi mineral di Ukraina kini sudah siap untuk ditandatangani.

Usulan Gencatan Senjata dan Jaminan Keamanan

Presiden Ukraina itu juga menyatakan keyakinannya bahwa upaya perdamaian yang dipimpin oleh Inggris dan Prancis, serta dibahas oleh para pemimpin Eropa di London, akan membuahkan hasil dalam beberapa minggu mendatang. Zelenskyy mengatakan bahwa konferensi di London juga membahas jaminan keamanan yang dapat diberikan kepada Ukraina. Meski ada usulan untuk gencatan senjata satu bulan, ia tidak langsung menyatakan dukungannya terhadap hal tersebut.

Zelenskyy Tegaskan Ukraina Tidak Akan Pernah Mengakui Aneksasi Rusia

Di akhir wawancara, Zelenskyy menyatakan dengan tegas dalam bahasa Inggris bahwa Ukraina tidak akan pernah mengakui aneksasi wilayah yang diduduki Rusia, meskipun hal itu bisa terjadi demi mencapai kesepakatan damai. Ia menegaskan bahwa meskipun Rusia menginginkan untuk menggabungkan wilayah yang didudukinya, bagi Ukraina itu tetap dianggap sebagai "pendudukan sementara."

Pernyataan Mengenai Invasi Rusia dan Perang yang Terjadi

Zelenskyy juga menekankan pentingnya bagi mitra-mitranya, termasuk Gedung Putih, untuk mengingat bahwa Rusia yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina tiga tahun lalu. Ia mengungkapkan keprihatinannya bahwa ada upaya untuk menulis ulang sejarah, dengan menyatakan bahwa perang ini melibatkan dua pihak dan tidak jelas siapa yang menjadi agresor.

Presiden Ukraina tampaknya memprovokasi Trump pada Jumat dengan mengatakan bahwa Putin "membenci kita," yang kemudian ditanggapi dengan dukungan Trump terhadap Putin dan kecaman terhadap keterlibatan Zelenskyy dalam perang dengan Rusia. Zelenskyy menolak untuk mengungkapkan apa yang terjadi setelah kamera berhenti merekam di Ruang Oval, namun ia mengungkapkan bahwa tim Trump meminta dirinya untuk pergi, meskipun ia lebih memilih untuk "menyerahkan ini pada sejarah.


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan